Oleh : Dr. Akhmad Muwafik Saleh, S.Sos. M.Si.*
Orang yang membaca Alquran, sesungguhnya ia sedang bercakap-cakap, berbincang dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ibarat jika seseorang berbincang dengan sang kekasihnya, maka ia akan merasa tenang dan bahagia, akan hilang semua rasa rindu dan sakit hati, karena hati saat itu sedang terpaut dalam Cinta bersama sang kekasih. Jika seseorang berbincang dengan penguasa, maka dia akan merasa seakan harta dunia dan kekuasaan sangat dekat dengannya dan mudah untuk dia dapatkan. Jika dia berbincang dengan seorang yang alim, maka dia akan mendapatkan banyak ilmu yang bisa menjadi petunjuk dalam menjalani kehidupannya.
Demikianlah manakala kita sedang berbincang dengan Allah Sang Pemilik Segala Maha yang ada di langit dan di bumi, maka tentulah seseorang akan merasa cukup denganNya, terpenuhi segala harapannya dan terselesaikan segala kegalauannya dan kegelisahannya, karena bersama Allah segala sesuatu akan menenangkan, membahagiakan dan segala sesuatunya menjadi mudah.
Hati adalah tempat pusat kontrol bagi kehidupan manusia. Jika hati bersih dan tenang maka kehidupannya juga akan menjadikannya tenang dan bahagia. Sebaliknya jika hati berkarat maka segala apapun yang bersentuhan dengannya akan menjadi penyakit dan semakin memburuk. Demikianlah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda seraya memberikan solusi atas kondisi yang demikian.
عَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ أَالبَا هِلِي قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ : الْقُلُوْبُ لَتَصْدَأُ كَمَا يَصْدَأُ الحَدِيْدُ قِيْلَ يَا رَسُوْلُ اللّهِ وَمَا جَلاَؤُهَا؟ قَالَ قِرَاءَةُ الْقُرْأَنِ وَذِكْرُ الْمَوْتِ (رواه مسلم)
Artinya: “ Dari Abi Umamah Al-Bahili R.A dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “semua hati itu berkarat sebagaimana besi berkarat”. Dikatakan: “Ya Rasulullah, apakah pembersihnya?” Rasulullah menjawab: “membaca Al Qur’an dan mengingat mati.” (HR Muslim)
Dengan membaca Alquran, hati akan berkilau, sesuatu yang karat akan bersih, hati akan menjadi hidup sehingga mudah menangkap sinyal-sinyal kebaikan dan jalan keluar, mampu menemukan jawaban atas persoalan yang sulit. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Darimi dalam Sunan-nya meriwayatkan :
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ مَأْدُبَةُ اللَّهِ فَخُذُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنِّي لَا أَعْلَمُ شَيْئًا أَصْفَرَ مِنْ خَيْرٍ مِنْ بَيْتٍ لَيْسَ فِيهِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ شَيْءٌ وَإِنَّ الْقَلْبَ الَّذِي لَيْسَ فِيهِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ شَيْءٌ خَرِبٌ كَخَرَابِ الْبَيْتِ الَّذِي لَا سَاكِنَ لَهُ
“Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah jamuan Allah, maka ambillah darinya semampu kalian. Sungguh, aku tidak mengetahui sesuatu yang lebih kosong dari kebaikan selain rumah yang di dalamnya tidak ada bacaan Al Qur’an. Sungguh, hati yang di dalamnya tidak ada bacaan Al Qur’an adalah hancur seperti hancurnya rumah yang tidak berpenghuni.”
حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ عَوْنٍ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ هُوَ الْهَجَرِيُّ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ مَأْدُبَةُ اللَّهِ فَتَعَلَّمُوا مِنْ مَأْدُبَتِهِ مَا اسْتَطَعْتُمْ إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ حَبْلُ اللَّهِ وَالنُّورُ الْمُبِينُ وَالشِّفَاءُ النَّافِعُ عِصْمَةٌ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِهِ وَنَجَاةٌ لِمَنْ اتَّبَعَهُ لَا يَزِيغُ فَيَسْتَعْتِبُ وَلَا يَعْوَجُّ فَيُقَوَّمُ وَلَا تَنْقَضِي عَجَائِبُهُ وَلَا يَخْلَقُ عَنْ كَثْرَةِ الرَّدِّ فَاتْلُوهُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْجُرُكُمْ عَلَى تِلَاوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ أَمَا إِنِّي لَا أَقُولُ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلَامٍ وَمِيمٍ
Telah menceritakan kepada kami Ja’far bin ‘Aun, telah menceritakan kepada kami Ibrahim -yaitu Al Hajari- dari Abu Al Ahwash dari Abdullah ia berkata, “Sesungguhnya Al-Qur’an adalah jamuan Allah maka pelajarilah dari jamuan-Nya semampu kalian. Sesungguhnya Al-Qur’an adalah tali Allah, cahaya yang terang dan obat yang bermanfaat. Perlindungan bagi orang yang berpegang teguh dengannya dan keselamatan bagi orang yang mengikutinya. Ia tidak pernah menyimpang hingga harus dicela, dan tidak pernah bengkok hingga harus diluruskan. Keajaibannya tidak pernah habis dan tidak akan membuat bosan karena banyak pengulangan. Oleh karena itu, bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya Allah akan memberi pahala kepada kalian karena membacanya, dengan setiap huruf sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Alif lam Mim, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” ( HR. Ad Darimi)
Bahkan secara spesifik, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan informasi kepada kita bahwa Alquran itu adalah obat dari segala obat bagi manusia, penyembuh berbagai segala macam jenis penyakit, baik fisik maupun psikis. Hal ini terungkap dengan penggunaan Isim Nakirah saat menjelaskan kata “syifa’un”, yang memberikan kesan bahwa Alquran adalah obat dari berbagai macam penyakit, termasuk dalam hal ini tentu adalah penyakit hati. Penjelasan bahwa Alquran sebagai obat dijelaskan dalam banyak Firman Allah sebagaimana berikut :
وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلۡقُرۡءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٞ وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارٗا
Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zhalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian. (QS. Al-Isra’: 82)
وَلَوۡ جَعَلۡنَٰهُ قُرۡءَانًا أَعۡجَمِيّٗا لَّقَالُواْ لَوۡلَا فُصِّلَتۡ ءَايَٰتُهُۥٓۖ ءَا۬عۡجَمِيّٞ وَعَرَبِيّٞۗ قُلۡ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ هُدٗى وَشِفَآءٞۚ وَٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ فِيٓ ءَاذَانِهِمۡ وَقۡرٞ وَهُوَ عَلَيۡهِمۡ عَمًىۚ أُوْلَٰٓئِكَ يُنَادَوۡنَ مِن مَّكَانِۭ بَعِيدٖ
“Dan sekiranya Al-Qur’an Kami jadikan sebagai bacaan dalam bahasa selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah patut (Al-Qur’an) dalam bahasa selain bahasa Arab sedang (rasul), orang Arab? Katakanlah, “Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Al-Qur’an) itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (QS. Fushilat: 44)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُم مَّوۡعِظَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَشِفَآءٞ لِّمَا فِي ٱلصُّدُورِ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman. ” (QS. Yunus: 57)
فيه شفاء للناس
“Di dalam Al quran itu ada obat bagi manusia”
(QS. An Nahl : 69)
Lalu Bagaimana cara menjadikan Alquran ini sebagai obat. Beberapa cara yang dilakukan antara lain dengan membacanya, menuliskannya, menggantungkannya atau bahkan meminumnya (meresonansikan pada air dari bacaan dan tulisan tersebut). Demikianlah yang dilakukan oleh Rasulullah, para sahabat, dan orang-orang shalih terdahulu.
Disebutkan di dalam kitab al kalimut Thoyyib karangan Syekh Ibnu Taimiyah yang ditahqiq oleh syeikh Nasiruddin Albani ada riwayat dari Amr Bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mengajarkan para sahabat ketika takut malam-malam untuk membaca kalimat ini :
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ: مِنْ غَضَبِهِ، و شَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ، وَأَنْ يَحْضُرُونِ
قال: فكان عبد الله بن عمرو، يُعلِّمهن من عقل من بنيه و من لم يعقل فأعلقه عليه. خرجه أبوا داود والترميذي وقال : حديث حسن
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kemarahan, siksaan dan kejahatan hamba-hamba-Nya, dan dari godaan setan serta jangan sampai mereka (syetan) hadir (ke hadapanku).”
Lalu kakeknya berkata, bahwa “sahabat Abdullah bin Amr mengajarkan doa ini kepada anak-anaknya yang sudah berakal, sementara untuk yang belum berakal ditulislah kalimat tersebut, lalu digantungkan kepada (leher) anaknya itu. ( HR. Abu Daud, Tirmidzi)
Beberapa surat dalam Alquran berikut memiliki faedah penting bagi seorang muslim antara lain :
- Surat Al Fatihah mencegah murka Allah
- Surat Yasin mencegah kehausan di hari kiamat
- Surat ad-dukhan mencegah kesusahan di hari kiamat
- Surat al- mencegah kefakiran
- Surat al-mulk mencegah azab kubur
- Surat al-kautsar perselisihan dan permusuhan
- Surat Al Kafirun mencegah kekufuran saat dicabutnya ruh
- Surat Al Ikhlas mencegah kemunafikan
- Surat al-falaq mencegah hasut dengkinya orang lain
- Surat an-nas mencegah penyakit was-was dan godaan setan
*) Dr. Akhmad Muwafik Saleh, S.Sos. M.Si., Dosen FISIP UB, Pengasuh Pesantren Mahasiswa Tanwir Al Afkar