KANAL24, Jakarta – Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menilai, sektor ekonomi digital bakal menjadi industri yang sangat diperhitungkan di masa mendatang. Potensi sektor ini untuk tumbuh sangat besar sebab didukung oleh semakin lengkapnya infrastruktur teknologi yang dibangun pemerintah dan swasta. Terlebih di tahun 2030, Indonesia akan menikmati bonus demografi dimana mayoritas mereka akan sangat familiar dengan teknologi.
Berdasarkan laporan dari Google Temasek di tahun 2019 ini, potensi volume transaksi ekonomi digital di Indonesia mencapai USD40 miliar. Proyeksi ini naik lima kali lipat dibandingkan volume transaksi di tahun 2015 yang hanya sebesar USD8 miliar.
“Itu adalah pertumbuhan digital tertinggi. Annual growth kita adalah 49 persen. Revolusi itu lompatan besar di mana teknologi dan komunikasi tidak hanya untuk proses produksi tapi untuk mata rantai efisiensi sehingga mencipta model bisnis baru berbasis digital,” kata Airlangga dalam bedah buku berjudul Merajut Asa, Membangun Industri Menuju Indonesia Yang Sejahtera dan Berkelanjutan di ruang Garuda Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Senin (14/10/2019).
Dengan nilai transaksi mencapai USD40 miliar tersebut, Airlangga mengklaim sebagai capaian terbesar di kawasan Asean. Pertumbuhan yang pesat ini didorong oleh sektor e-commerce, transaksi online, maraknya ojek online dan sebagainya.
Airlangga menyatakan sektor ekonomi digital terus menunjukkan tren peningkatan seperti yang terjadi pada ecommerce Bukalapak, Tokopedia, Shopee dan lainnya. Hal-hal yang terkait dengan pemenuhan gaya hidup masyarakat ketika hal itu dipadukan dengan unsur teknologi akan menjadi peluang industri baru di masa mendatang.
“Kita juga lihat bahwa teknologi provider seperti spotify, iTunes dan lainnya sangat mempengaruhi lifestyle terutama anak muda akan tumbuh kian pesat,” sambung Airlangga. (sdk)