KANAL24, Jakarta – PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) menggandeng PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) untuk memperlancar proses restrukturisasinya. MNA juga menggandeng sejumlah BUMN , yaitu PT Semen Indonesia (SMGR), Pertamina, Perum Bulog, Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PLN (Persero), serta Himbara yang terdiri dari Bank BTN (BBTN), Bank Mandiri (BMRI), Bank BNI (BBNI), dan Bank BRI (BBRI).
Direktur Utama Garuda , Ari Ashkara mengatakan, kerjasama dengan MNA ini lebih bersifat operasional. Semua kargo-kargo yang sebelumnya ditangani oleh MNA akan dialihkan dengan menggunakan pesawat milik Garuda.
Dengan kerjasama ini diharapkan aktivitas bisnis MNA bisa tetap berjalan, sehingga kelak bisa memenuhi segala kewajibannya untuk membayar utang. Di sisi lain Garuda akan mendapatkan manfaat dari biaya kargo dan dan management fee .
Ari mengungkapkan, upaya membangkitkan kembali Merpati merupakan permintaan Menteri BUMN , Rini Soemarno. Dipastikan kerjasama ini akan saling memberikan keuntungan antar perusahaan yang terlibat.
“Waktu itu kami pikir simpel saja, kita kerjasama melakukan operasi sehingga ini tidak mem- breakdown atau menarik perfermance Garuda yang sedang bagus,” kata Ari usai melakukan penandatanganan kerjasama di gedung Kementerian BUMN , Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Untuk memfasilitasi pengangkutan kargo tersebut, Garuda akan mengoperasikan lima pesawat cargo freighter yang terdiri dari tiga pesawat kargo eksisting dan dua lainnya konversi dari pesawat Citilink. Bila nantinya bisnis cargo dari MNA lancar dan meningkat, Garuda akan menambah tiga pesawat lagi untuk dijadikan alat angkut.
“Pesawatnya dari Garuda semua dengan kapsitas 12,5 ton setiap pesawatnya. Di tahun 2020 kita akan ada juga Boeing 738 dan 1330. Jadi total ada delapan freighter untuk mengangkut kargo dari BUMN (perusahaanb BUMN ),” ungkap Ari.
Ari menegaskan, bahwa dalam kerjasama ini Garuda sama sekali tidak menyuntikkan dana. Garuda hanya memfasilitasi pengangkutan kargo dengan pesawatnya.
Dia berharap kerjasama ini dapat mendorong pendapatan Garuda di tahun-tahun mendatang, dalam rentang waktu kerjasama selama 38 tahun. Kerjasama itu akan dievaluasi setiap lima tahun untuk menentukan kelanjutan kerjasama tersebut.
“Kita tidak ambil profit , hanya at cost dan management fee saja. Jadi cost yang timbul akan dibebankan kepada Merpati,” kata Ari. (sdk)