KANAL24, Malang – Tidak ada rivalitas ideologi antara Indonesia dengan Rusia. Saat ini, Indonesia bisa memanfaatkan kesempatan menjadikan Rusia sebagai pasar ekspor hasil produksinya. Demikian yang diungkapkan oleh Dubes LBBP RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Drs. M. Wahid Supriyadi, M.Sc pada kuliah tamu hari ini (17/10/2019) di FISIP UB.
“Jadi intinya bahwa sekarang sudah tidak ada lagi perang dingin, ini kesempatan kita untuk memanfaatkan Rusia. Rusia pasar yang bagus buat Indonesia, Indonesia-Rusia saling melengkapi,” ungkap Wahid.
Indonesia sudah mulai dikenal dengan adanya 4 kali festival kebudayaan sejak 2016 yang belum pernah diadakan sebelumnya. Indonesia mulai ekspor teknologi tinggi dan barang yang sudah jadi seperti Torabika, Kapal Api, Indomie, Bali Hai Beer, dll. Kemudian fashion muslim dan produk serta makanan halal.
Di dunia akademis, Rusia sangat terbuka dengan universitas di Indonesia. Rusia biasanya tidak akan melakukan seleksi ketat seleksi masuk mahasiswa, lain halnya dengan universitas di Barat.
“Semua yang minta kuliah disana diterima dengan baik, bahkan kemarin 27 Rektor PTS di Indonesia datang dan menandatangani MoU. Jadi, peluang mudah sekali di berbagai sektor dan mereka punya keunggulan di bidang IT, engineering, dan manajemen yang bisa kita manfaatkan untuk kemajuan Indonesia kedepan,” jelasnya.
Wahid pada kesempatan ini, ingin memberikan wawasan agar mahasiswa berfikir luas, karena selama ini idola untuk kuliah S2 dan S3 selalu di Barat. Padahal, di Rusia sekarang untuk manajemen, ilmu sosial, dan hubungan internasional semakin maju dan mulai banyak diminati. Apalagi, hubungan masa lalu antara Indonesia dengan Rusia dalam hal ini legacy Soekarno yang bisa dimanfaatkan. Selain itu, di Rusia setelah Presiden Putin menjabat, sudah ada 8 ribu grand mosque yang berdiri. Ini semakin memudahkan masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim untuk mengenyam pendidikan disana. (meg)