Kanal24, Malang – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami pelemahan signifikan, mencapai rekor terendah baru menjadi Rp16.911 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.891 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Rabu pagi (9/4/2025). Pelemahan ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan perdagangan global, terutama setelah Presiden AS, Donald Trump, secara tiba-tiba menaikkan tarif impor barang dari China sebesar 104%.
Menanggapi situasi ini, Bank Indonesia (BI) menyatakan komitmennya untuk mengambil langkah-langkah tegas dalam menjaga stabilitas rupiah. Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menyatakan bahwa bank sentral akan melakukan intervensi di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF), dan pasar obligasi sekunder. “BI akan bertindak secara berani untuk mempertahankan stabilitas rupiah,” ujar Destry (9/4/2025). Ia juga menambahkan bahwa meskipun terjadi depresiasi, kepercayaan investor terhadap obligasi pemerintah Indonesia tetap kuat.
Sebelumnya, pada 7 April 2025, BI telah mengumumkan rencana untuk “melakukan intervensi secara agresif” di pasar valuta asing domestik saat dibuka kembali setelah libur panjang. Intervensi tersebut mencakup pasar spot, DNDF, dan pasar obligasi sekunder, dengan tujuan menstabilkan nilai tukar rupiah dan menjaga kepercayaan investor.
Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, pada 8 April 2025, mengumumkan bahwa Indonesia akan menyesuaikan pajak ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) untuk mengurangi beban eksportir akibat tarif AS. Penyesuaian ini diharapkan dapat mengurangi beban eksportir sekitar 5%, meskipun detail spesifik belum disampaikan.
Pemerintah Indonesia juga menekankan keinginan untuk menjalin hubungan yang adil dan setara dengan Amerika Serikat. Presiden Prabowo Subianto, pada 7 April 2025, menyatakan bahwa Indonesia akan mengedepankan diplomasi dalam menanggapi tarif 32% yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump. Sebagai langkah konkret, Indonesia berencana mengirim delegasi tingkat tinggi ke AS untuk membahas situasi ini dan mencari solusi yang saling menguntungkan.
Berbagai langkah ini diharapkan stabilitas nilai tukar rupiah dapat segera pulih, memberikan kepastian bagi perekonomian nasional di tengah tantangan global yang semakin kompleks. (din)