Kanal24, Malang – Pasca libur Idulfitri, harga sejumlah komoditas pangan di Pasar Blimbing, Kota Malang, tercatat masih stabil namun menunjukkan kecenderungan naik. Kondisi ini turut diperparah oleh menurunnya daya beli masyarakat, membuat para pedagang mengeluhkan sepinya aktivitas jual beli di pasar tradisional tersebut.
Siti Aminah, salah satu pedagang sembako yang telah berdagang selama lebih dari 15 tahun di Pasar Blimbing, menuturkan bahwa kenaikan harga terjadi secara bertahap sejak beberapa hari setelah lebaran. “Untuk beras Mentari yang biasa dicari pembeli, harga per kilo sekarang Rp15.000. Kalau yang kemasan lima kilo, kami jual Rp76.000,” ujarnya saat ditemui di lapaknya.
Harga telur ayam sempat melonjak selama masa Ramadan dan Hari Raya, namun kini mulai menunjukkan penurunan. “Alhamdulillah, telur sekarang turun jadi Rp25.000 per kilo, padahal kemarin saat lebaran bisa sampai Rp30.000,” tambah Siti.
Namun demikian, tren kenaikan masih terjadi pada komoditas lain, terutama minyak goreng. Beberapa merek populer mengalami penyesuaian harga cukup signifikan. Minyak Sunco ukuran dua liter kini dijual seharga Rp42.000, Fortune Rp40.000, dan merk lokal Fraiswell dibanderol Rp36.000.

Sementara itu, untuk kebutuhan dapur seperti bawang dan cabai, harga tetap tinggi meski ada sedikit penurunan pada jenis cabai tertentu. “Bawang merah dan bawang putih harganya sama, Rp45.000 per kilo. Cabai besar juga Rp40.000. Tapi cabai kecil yang kemarin sempat tembus Rp100.000 sekarang sudah turun jadi Rp75.000 per kilo,” jelasnya.
Meski sebagian harga pangan sudah mulai stabil, suasana pasar jauh dari kata ramai. Siti dan sejumlah pedagang lain mengeluhkan minimnya kunjungan pembeli setelah lebaran. “Waktu puasa pasar ramai, tapi sekarang terasa banget lesunya. Di mana-mana sepi. Pembelinya tidak ada,” keluhnya.
Ia berharap pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga serta mencari solusi agar pasar tradisional kembali ramai pengunjung. “Kami hanya ingin bisa jualan dengan lancar. Kalau pembeli tidak datang, ya percuma harga turun pun barang tidak terjual,” tuturnya.
Fenomena sepinya aktivitas ekonomi pasca lebaran menjadi tantangan tersendiri bagi pedagang kecil di pasar rakyat. Diperlukan langkah nyata dari pemerintah daerah, baik dalam pengendalian harga maupun program pemulihan daya beli masyarakat agar denyut perekonomian di pasar-pasar tradisional tidak kian melambat. (fan)