Kanal24, Malang — Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forum Wakil Rektor Bidang Akademik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Indonesia resmi digelar pada Senin (21/04/2025). Dalam forum strategis ini, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., menyampaikan sambutan penuh visi yang menekankan pentingnya peran kampus dalam mendukung arah pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045.
Meski tidak dapat hadir secara langsung, Prof. Brian memberikan apresiasi mendalam atas terselenggaranya Rakernas tersebut. Ia juga menyampaikan salam dan harapan agar peringatan Hari Kartini yang jatuh di hari yang sama menjadi inspirasi bagi seluruh akademisi, khususnya para perempuan penggerak di bidang akademik, untuk terus berkontribusi aktif dalam memajukan pendidikan tinggi.
Baca juga:
Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya Gelar NgabubuRun, Kegiatan Positif untuk Ngabuburit
“Wakil Rektor bidang akademik memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan pendidikan tinggi yang unggul dan berdampak bagi kemajuan bangsa,” ujar Prof. Brian dalam sambutannya.
Transformasi Pendidikan Tinggi Menuju Asta Cita
Rakernas ini digelar dalam konteks visi besar pemerintah untuk mencapai Asta Cita, yakni delapan agenda prioritas pembangunan nasional. Salah satu pilar utamanya adalah penguatan sumber daya manusia serta riset dan inovasi berbasis teknologi. Untuk itu, Kemendiktisaintek mengusung misi mewujudkan pendidikan tinggi yang transformatif, inklusif, dan berdaya saing global.
Prof. Brian menyampaikan bahwa pendidikan tinggi saat ini dituntut mampu menjadi game changer dalam transformasi sosial dan ekonomi Indonesia. Dengan lebih dari 4.000 perguruan tinggi di tanah air, penguatan tata kelola dan otonomi akademik menjadi kunci utama untuk menciptakan institusi yang adaptif dan berkelanjutan.
Dalam pidatonya, Mendiktisaintek menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Perguruan tinggi diharapkan tidak hanya menjadi menara gading, namun aktif berinteraksi dengan masyarakat, dunia usaha, industri, hingga pemerintah daerah. Kampus harus menjadi pusat pertumbuhan wilayah, pusat kajian, hingga think tank yang konkret membantu menyelesaikan persoalan-persoalan nyata.
“Universitas harus hadir di tengah masyarakat. Dosen dan mahasiswa perlu berperan aktif dalam menciptakan solusi berbasis riset dan inovasi yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat sekitar,” tegasnya.
Kolaborasi yang dimaksud termasuk keterlibatan dalam mendukung UMKM, pengembangan riset aplikatif, hingga peran aktif dalam membangun ekosistem inovasi daerah. Dengan pendekatan tersebut, hasil penelitian dari jenjang S1 hingga S3 akan memiliki relevansi dan kebermanfaatan nyata.
Revisi Permendikbudristek 53 Tahun 2023
Salah satu isu penting yang diangkat dalam forum ini adalah evaluasi dan revisi Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Revisi ini ditujukan untuk memperkuat otonomi akademik serta mendorong fleksibilitas regulasi demi mendukung pengelolaan pendidikan tinggi yang lebih efektif dan efisien.
Prof. Brian menyatakan bahwa arah kebijakan akan bergeser dari pendekatan kontrol mutu semata menjadi pendekatan berbasis principle-based quality assurance. Hal ini diharapkan mendorong peningkatan kualitas berkelanjutan (continuous improvement) di semua institusi pendidikan tinggi.
Kampus sebagai “Eagle Eyes” Sains dan Teknologi
Dalam bagian akhir sambutannya, Prof. Brian mengajak perguruan tinggi untuk menjadi “eagle eyes” dalam bidang sains dan teknologi—mampu menangkap peluang dan menjawab tantangan zaman. Dengan dukungan program-program Kemendiktisaintek, kampus diharapkan mampu mengoptimalkan seluruh potensi dan talenta untuk berkontribusi pada pembangunan nasional.
Baca juga:
Universitas Brawijaya Gelar Lomba Budaya Keselamatan di Bulan K3
Ia juga menekankan pentingnya membangun hubungan yang kuat dengan alumni sebagai mitra strategis kampus dalam penguatan ekosistem akademik dan pengembangan jejaring profesional.
Rakernas Forum Wakil Rektor Bidang Akademik 2025 menjadi momentum penting untuk merumuskan arah strategis pendidikan tinggi Indonesia ke depan. Diharapkan dari forum ini lahir masukan-masukan konstruktif dalam penyusunan kebijakan, peningkatan mutu pendidikan, serta penguatan peran perguruan tinggi sebagai pusat keunggulan dan inovasi.
“Kita ingin agar perguruan tinggi Indonesia bukan hanya menjadi tempat belajar, tapi juga menjadi penggerak utama kemajuan bangsa,” pungkas Prof. Brian. (nid)