Kanal24, Malang – Dalam upaya mendukung terciptanya ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan, Universitas Brawijaya melalui program hibah guru besar, melaksanakan kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk granul berbahan dasar kasgot (residu budidaya maggot) di Dusun Kapurono, Desa Babadan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang (3/3/2025).
Program ini diinisiasi oleh Prof. Dr. Ir. Nur Hidayat, MP, dari Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya. Dengan menggandeng tim ahli, kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui pemanfaatan limbah organik, seperti kotoran sapi, menjadi pupuk granul bernilai jual tinggi.
Limbah Organik bagi Penguatan Ekonomi Masyarakat
Pemanfaatan limbah organik selama ini masih terbatas, meskipun potensinya cukup besar untuk diolah menjadi produk bernilai ekonomi. Di sisi lain, meningkatnya emisi gas rumah kaca akibat dekomposisi limbah secara konvensional mendorong perlunya solusi inovatif yang ramah lingkungan. Program ini hadir sebagai jawaban untuk mengintegrasikan pengelolaan limbah berkelanjutan dengan penguatan ekonomi masyarakat berbasis teknologi.

Kasgot, yang merupakan residu dari budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF), menjadi bahan utama dalam pembuatan pupuk granul. Dengan menggunakan mesin granulator, residu ini diolah bersama larva maggot sebagai perekat, menghasilkan pupuk organik yang lebih mudah diaplikasikan.
“Program ini sangat bermanfaat dan luar biasa. Kami tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga dapat mengembangkan kasgot sebagai produk bernilai ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Nur Hasim, perwakilan kelompok pemuda Dusun Kapurono.
Kolaborasi Tim dan Dukungan Mitra
Tim pelaksana program melibatkan kolaborasi berbagai pihak, termasuk Prof. Sri Suhartini, STP, M.Env.Mgt, Ph.D, Nimas Mayang S. Sunyoto, STP, MP, Ph.D, dan mahasiswa FTP UB. Program ini juga merupakan kelanjutan dari kerja sama dengan PT. Greenfields yang mendukung budidaya maggot melalui program CSR mereka.
Enumerasi data dan pelaksanaan pelatihan didukung oleh enumerator Novita Ainur Rohmah, ST., MT., yang memastikan kegiatan berjalan sesuai rencana. Kehadiran teknologi modern seperti granulator dalam program ini memberikan peluang besar untuk memperluas dampak positifnya.

Dampak Lingkungan dan Ekonomi
Budidaya maggot BSF terbukti efektif mengurangi limbah organik yang sulit terurai, sekaligus menekan emisi gas rumah kaca. Program ini juga meningkatkan pendapatan masyarakat melalui produk pupuk kasgot yang siap dipasarkan.
Prof. Nur Hidayat menyampaikan harapannya, “Kami ingin Dusun Kapurono menjadi contoh dalam menerapkan ekonomi sirkular berbasis maggot BSF, di mana limbah dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi yang ramah lingkungan.”
Menuju Keberlanjutan yang Lebih Luas
Melalui program ini, Universitas Brawijaya menegaskan komitmennya untuk memberdayakan masyarakat lokal dengan teknologi pengolahan limbah, sekaligus mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan pendekatan ekonomi hijau ini, Dusun Kapurono diharapkan menjadi model bagi desa lain dalam mengelola limbah organik secara produktif dan berkelanjutan.
Program ini menegaskan bahwa kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan mitra industri dapat menciptakan solusi inovatif yang membawa manfaat ekonomi sekaligus mendukung pelestarian lingkungan.(din)