Kanal24, Malang – Penggunaan teknologi digital dan pengelolaan data kini menjadi kunci penting bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam menghadapi tantangan distribusi dan konsumsi yang semakin kompleks. Hal ini disampaikan oleh Hananta Wiratama, Director CazMilk sekaligus dosen di Universitas Islam Indonesia, dalam kegiatan Klinik Bisnis Usaha Mikro yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag), Rabu (21/05/2025) di Malang Creative Center (MCC).
Hananta menegaskan bahwa tantangan terbesar pelaku UMKM saat ini bukan sekadar pada kemampuan memproduksi barang, tetapi lebih kepada bagaimana produk bisa sampai ke tangan konsumen secara efektif dan efisien. Menurutnya, pemahaman terhadap distribusi, teknologi, dan data sangat vital dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Baca juga:
73.992 Pekerja Alami PHK, Ini Akar Masalahnya

“Untuk pengembangan UMKM, kita tidak bisa berhenti belajar. Teknologi bergerak cepat, dan kita harus terus update, baik lewat YouTube, podcast, maupun pelatihan seperti Klinik Bisnis ini. Jangan menunggu butuh baru belajar,” ujar Hananta di hadapan peserta yang didominasi pelaku UMKM lokal.
Teknologi, AI, dan Peran Data dalam Eksekusi Bisnis
Di era pascapandemi, Hananta menyebut bahwa UMKM tak cukup hanya hadir di media sosial dan e-commerce. Kini, para pelaku usaha dituntut untuk mulai memahami dan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) serta data. Ia menekankan bahwa teknologi ini bukanlah ancaman, melainkan mitra dalam pengambilan keputusan.
“AI adalah otak kedua kita. Bukan untuk menggantikan manusia, tapi untuk membantu eksekusi. Kita bisa diskusi dengan AI, menyusun strategi, hingga menentukan jalur distribusi terbaik,” jelasnya.
AI, menurut Hananta, bisa digunakan untuk membantu pembuatan rute distribusi, manajemen inventori, bahkan hingga analisis penjualan. Selain itu, pemanfaatan teknologi sederhana seperti WhatsApp untuk pelaporan, GPS untuk distribusi luar kota, dan dashboard sederhana berbasis data bisa meningkatkan efisiensi dan akurasi keputusan bisnis.
Baca juga : Klinik Bisnis UMKM Malang Dorong Naik Kelas
Tantangan Distribusi: Retur dan Pembayaran
Hananta juga menyoroti dua tantangan terbesar dalam sistem distribusi UMKM, yaitu retur barang dan sistem pembayaran yang bermasalah. Ia menceritakan banyak kasus di mana mitra toko tidak membayar dalam jangka waktu lama, bahkan hingga dua tahun.
“UMKM tidak bisa hanya pasrah. Harus tegas ke mitra. Kalau belum dibayar, ya jangan kirim barang dulu. Kalau terus kirim, modal bisa tergerus. Ini soal keberlanjutan usaha,” tegasnya.
Ia juga menyarankan agar pelaku UMKM lebih sering melakukan kunjungan ke toko-toko tempat mereka menitipkan produk. Menurutnya, dengan rajin melakukan visit, pelaku usaha bisa membaca momentum, melihat langsung performa penjualan, dan mempererat hubungan dengan mitra.
Data adalah Aset, Bukan Beban
Salah satu hal yang ditekankan Hananta adalah pentingnya pemahaman dan pengelolaan data. Ia mengingatkan bahwa pelaku UMKM tidak boleh menjadikan data sebagai hal asing atau membebani.
“Kita yang paling tahu produk kita. Lewat data, kita tahu toko mana yang performanya baik, berapa produk yang terjual, dan bagaimana strategi berikutnya. Jangan anggap data itu ribet. Justru data adalah aset utama kita,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa data bisa membantu pelaku UMKM dalam menyusun strategi konsinyasi. Misalnya, jika toko hanya mampu menjual 60 dari 100 produk yang dikirim, maka keputusan untuk mengurangi kuota pengiriman harus dilakukan agar tidak terjadi overstock yang merugikan.
Harapan untuk UMKM: Jangan Malas, Terus Bergerak
Di akhir penyampaiannya, Hananta memberikan semangat kepada pelaku UMKM agar tetap semangat dan adaptif menghadapi tantangan. Ia mengingatkan bahwa kehadiran secara fisik ke mitra atau toko tetap penting meski di tengah era digital.
“Jangan malas visit ke toko. Di sana momentum dan data ada. Ini bukan hanya soal distribusi barang, tapi juga soal menjalin hubungan dan membaca pasar,” pungkasnya.
Baca juga:
Ekonomi 2025 Diprediksi Melambat, Ini Sebabnya
Acara ini merupakan bagian dari Kegiatan Peningkatan Pemahaman dan Pengetahuan UMKM serta Kapasitas dan Kompetensi SDM UMKM dan Kewirausahaan Melalui Pendidikan dan Pelatihan. Klinik bisnis ini diharapkan mampu menjadi wadah bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam menghadapi tantangan bisnis yang semakin dinamis.
Melalui forum seperti ini, Diskopindag dan para narasumber seperti Hananta Wiratama berharap agar pelaku UMKM tidak hanya bertahan, tetapi mampu tumbuh dan bersaing di tengah era digital dan perubahan pasar yang cepat. (nid)