Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

Dosen Kerja Keras, Gaji Tertinggal: Ancaman Nyata bagi Masa Depan Pendidikan Tinggi

Einid Shandy by Einid Shandy
May 22, 2025
in Perspektif
0
Dosen Kerja Keras, Gaji Tertinggal: Ancaman Nyata bagi Masa Depan Pendidikan Tinggi

Salah satu perkuliahan di UB (Dok. FIA)

32
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Andhyka Muttaqin*

Di tengah harapan besar agar kampus menghasilkan lulusan berkualitas dan riset yang berkontribusi pada bangsa, nasib para dosen justru kian memprihatinkan. Data terbaru dari Kompas (19 Mei 2025) mengungkap bahwa mayoritas dosen perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia bekerja lebih dari 56 jam per minggu, namun menerima gaji yang bahkan lebih rendah dari pekerja biasa per jam-nya.

Rata-rata upah dosen di Indonesia hanya sekitar USD 207 per tahun, atau sekitar Rp3 juta per bulan. Angka ini jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Thailand (USD 1.348), Malaysia (USD 1.172), dan Kamboja (USD 1.366) (TradingEconomics, 2024). Padahal beban kerja dosen Indonesia tidak kalah, bahkan lebih berat karena harus mengajar, meneliti, mengabdi pada masyarakat, dan mengurus administrasi kampus.

Baca juga:
Antara Value, Achievements & Passion : Jalan Hidup Lintas Generasi

Yang lebih menyedihkan, dengan gaji sebesar itu, dosen hanya mampu membeli sekitar 143 kg beras per bulan terendah dibandingkan dosen di negara ASEAN lainnya (Kompas, 2025). Sementara dosen di Malaysia bisa membeli hingga 2.075 kg beras per bulan dari gajinya. Ini menjadi cermin nyata betapa rendahnya daya beli dosen kita.

Banyak Kerja, Kurang Tidur, Tak Bisa Menabung

Survei Kompas juga mencatat bahwa 86% dosen mengalami kekurangan tidur. Ini akibat beban kerja yang terus menumpuk, termasuk tugas administratif dan bahkan pekerjaan tambahan. Tidak sedikit dosen muda yang terpaksa menjadi ojek online atau membuka jasa di luar kampus untuk mencukupi kebutuhan hidup, suatu ironi di tengah peran strategis mereka dalam mencerdaskan bangsa.

Tekanan finansial ini berdampak serius: lebih dari 40% dosen menggunakan lebih dari 30% penghasilannya untuk membayar cicilan atau utang. Bahkan, 36% di antaranya tidak mampu menabung sama sekali. Studi dari Hasan, Sugiharto & Aminah (2021) menyebutkan bahwa kesejahteraan finansial dosen sangat berpengaruh terhadap motivasi, produktivitas, dan kualitas pengajaran.

Krisis Regenerasi, Siapa Mau Jadi Dosen?

Dengan kondisi seperti ini, tak mengherankan jika regenerasi dosen mengalami hambatan serius. Minat generasi muda untuk menjadi dosen terus menurun. Padahal, Indonesia butuh ribuan dosen baru tiap tahun untuk menggantikan yang pensiun dan memenuhi kebutuhan kampus-kampus yang terus tumbuh.

Jika krisis ini dibiarkan, bukan hanya kualitas pendidikan tinggi yang akan menurun, tetapi juga daya saing bangsa dalam jangka panjang. Negara-negara tetangga sudah lebih dulu membenahi sistem pendanaan pendidikan tinggi mereka. Di Singapura, misalnya, rata-rata dosen memperoleh gaji lebih dari USD 5.000 per tahun, dengan dukungan penuh terhadap riset dan pengembangan karier akademik (Selinaawuwu et al., 2023).

Saatnya Negara Hadir

Pemerintah perlu segera mengambil langkah nyata. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:

  1. Naikkan gaji dan tunjangan dosen secara bertahap, minimal mendekati rata-rata ASEAN. Ini penting agar profesi dosen kembali menarik dan layak dijalani.
  2. Kurangi beban administratif dengan memperkuat tenaga administrasi kampus. Dosen sebaiknya fokus pada tridarma perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
  3. Berikan insentif berbasis kinerja untuk publikasi ilmiah, inovasi, dan pengabdian yang berdampak nyata.
  4. Sediakan jaminan sosial yang memadai, seperti subsidi perumahan, dana pendidikan anak, dan jaminan pensiun yang layak.
  5. Perluas beasiswa calon dosen, terutama untuk S2 dan S3, agar ada regenerasi yang sehat dan berkelanjutan.

Dosen bukan hanya pengajar, tapi penjaga masa depan bangsa. Saat dosen tidak dihargai secara layak, kualitas pendidikan tinggi pun akan menurun. Sudah waktunya negara tidak hanya menuntut, tapi juga hadir dan memberi penghargaan yang pantas. Karena di tangan dosenlah masa depan generasi Indonesia digembleng dan dibentuk.

Andhyka Muttaqin (FIA UB)

*)Andhyka Muttaqin, Pengamat Kebijakan Publik dan Dosen di Departemen Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB).

Post Views: 117
Tags: andhyka muttaqinDosen FIA UBFIA UBKANAL24kanal24.co.idOpiniPerspektifuniversitas brawijaya
Previous Post

CPD FKH UB: Panduan Diagnosis Hematologi Terkini

Next Post

Koper Terkemas, Jemaah Haji Kota Malang Siap Menuju Baitullah

Einid Shandy

Einid Shandy

Reporter dan penulis Kanal24

Next Post
Koper Terkemas, Jemaah Haji Kota Malang Siap Menuju Baitullah

Koper Terkemas, Jemaah Haji Kota Malang Siap Menuju Baitullah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

June 3, 2024
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

5
Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

4

Review Film : Glass Onion: A Knives Out Story

3
FKH UB Gelar AJIVE 2025, Bahas Inovasi Kedokteran Hewan

FKH UB Gelar AJIVE 2025, Bahas Inovasi Kedokteran Hewan

May 22, 2025
Eksposur Dunia Industri, FT UB Hadirkan Ahli FPSO

Eksposur Dunia Industri, FT UB Hadirkan Ahli FPSO

May 22, 2025
Dokter Hewan FKH Bahas Membaca Penyakit Lewat Darah Hewan

Dokter Hewan FKH Bahas Membaca Penyakit Lewat Darah Hewan

May 22, 2025
Malang Autism Center Hadirkan Harapan Baru Anak Autis

Malang Autism Center Hadirkan Harapan Baru Anak Autis

May 22, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Sistem Swiss Manager Dalam Catur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Galeri
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2023

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2023