Kanal24, Malang – Prokrastinasi akademik, atau kebiasaan menunda-nunda tugas belajar, telah menjadi tantangan serius bagi remaja di tengah tuntutan pendidikan yang semakin kompleks. Kebiasaan ini tidak hanya berdampak pada penurunan performa akademik, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental dan pengelolaan waktu. Dengan latar belakang ini, Universitas Brawijaya (UB) melalui Fakultas Psikologi, menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Empowering Youth for a Bright Future: Mengatasi Prokrastinasi Akademik pada Remaja.”
Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, (24/5/2025) di aula SMP Putri Al Irsyad Al Islamiyyah Malang. Acara ini melibatkan 70 siswi dari kelas 7, 8, dan 9. Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam tentang prokrastinasi akademik serta membekali para siswi dengan strategi untuk mengelolanya secara efektif.
Acara dimulai dengan pre-test untuk mengukur pemahaman awal peserta tentang prokrastinasi akademik. Selanjutnya, pemaparan materi oleh Sofia Nuryanti, S.Si., M.A., dosen Psikologi UB, mencakup definisi, jenis, faktor penyebab, dampak, serta cara mengatasi kebiasaan menunda tugas. Dalam sesi ini, peserta diajak berdiskusi dan berbagi pengalaman yang relevan, menciptakan suasana interaktif yang mendukung proses pembelajaran.

“Pemahaman tentang prokrastinasi akademik sangat penting karena kebiasaan ini tidak hanya memengaruhi hasil belajar, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental dan pengelolaan waktu. Dengan memahami penyebab dan dampaknya, remaja dapat belajar mengelola kebiasaan ini sehingga menjadi lebih produktif dan terarah,” ungkap Sofia.
Sesi ini ditutup dengan post-test untuk mengevaluasi efektivitas psikoedukasi. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta, mencerminkan keberhasilan pendekatan yang digunakan.
Antusiasme terlihat saat sesi tanya jawab, di mana para siswi aktif bertanya dan memberikan tanggapan. Modul pencegahan prokrastinasi akademik yang dibagikan di akhir acara menjadi bekal tambahan bagi para siswi dan guru untuk menerapkan strategi yang telah dipelajari.

Kegiatan ini juga memberikan nilai tambah bagi sekolah dalam mendukung pembinaan karakter dan kedisiplinan belajar. Pihak sekolah mengapresiasi materi aplikatif yang relevan dengan kebutuhan siswi, serta mendapatkan wawasan baru dalam membantu mengidentifikasi dan mengelola permasalahan pengelolaan waktu dan motivasi belajar.
“Semoga kegiatan psikoedukasi ini dapat memberikan manfaat nyata bagi siswi dalam meminimalisir kebiasaan menunda-nunda tugas utama mereka sebagai pelajar,” ujar Sofia Nuryanti.
Ia berharap program serupa dapat terus diadakan, sehingga dapat memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan sekolah dalam mendukung pengembangan karakter remaja yang siap menghadapi tantangan masa depan.(Din)