Kanal24, Malang – Suasana penuh semangat sejarah dan cinta tanah air begitu terasa dalam gelaran Malang Djadoel 2025 yang berlangsung di Kota Malang. Salah satu sosok yang menarik perhatian dalam pameran tersebut adalah M. Sukri Darmo Saputro, pelukis senior asal Malang, yang hadir membawa karya penuh makna: lukisan Bung Karno yang sarat nilai nasionalisme dan sejarah perjuangan bangsa.
Ditemui Kanal24 pada Senin (01/07/2025), Sukri mengisahkan bagaimana lukisan Bung Karno yang ia pamerkan kali ini bukan sekadar karya seni, namun juga potongan kisah panjang hidupnya sebagai perupa yang turut menyuarakan nilai-nilai kebangsaan melalui kuas dan kanvas.
Baca juga:
Rencana Pemajakan E-Commerce: Solusi atau Beban Baru bagi Pedagang Online?

“Awalnya saya hanya duduk, lalu ada teman yang memberi tahu bahwa di sini ada pameran bertema jadul, termasuk tema Bung Karno. Saya langsung teringat lukisan yang sudah lama saya mulai sejak 15 Agustus 1987. Saya selesaikan sebagian saat itu, lalu karena kontrak kerja berpindah-pindah, lukisan itu terbengkalai hingga saya lanjutkan lagi tahun 1991. Baru kali ini saya selesaikan total, tepat tanggal 27 Juni 2025,” kisahnya.
Dalam lukisan tersebut, Bung Karno digambarkan dengan karakter kuat sebagai pemimpin rakyat, bukan penguasa yang menjauh dari rakyatnya. Sukri bahkan menyematkan kutipan terkenal dari Bung Karno di bagian bawah lukisan: “Aku tidak duduk di singgasana di menara gading yang bertatahkan mutu manikam, tapi aku duduk bersama rakyatku.”
Bagi Sukri, kutipan itu bukan sekadar hiasan, tetapi pesan kuat untuk generasi muda agar tidak melupakan sejarah dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai perjuangan.
“Semangat berdikari itu yang saya coba sampaikan lewat lukisan ini. Berdiri di atas kaki sendiri, baik dalam pola pikir maupun tindakan. Itu yang akan membuat kita jadi bangsa tangguh,” ujarnya.
Selain Bung Karno, Sukri juga menampilkan karya lain yang bertema kepahlawanan dan sejarah bangsa, termasuk lukisan Jenderal Polisi dengan intensitas ekspresi tinggi, yang ia buat khusus dalam rangka peringatan Hari Bhayangkara. Ia juga melukis bunga-bunga sebagai simbol keharuman perjuangan bangsa, dan mempersembahkan karya-karya tersebut bagi generasi muda.
Menariknya, setiap pembeli lukisan Sukri tidak hanya mendapatkan karya seni, tetapi juga sebuah buku sejarah tentang Presiden Republik Indonesia. Hal ini dilakukan agar karya tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pajangan, melainkan juga sebagai sarana edukasi.
“Saya ingin yang membeli lukisan saya juga belajar sejarah. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya,” tutur Sukri, menegaskan pesan Bung Karno tentang pentingnya “Jas Merah” – Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah.
Baca juga:
Bagi Ilmu Pakan Ternak untuk Perbanyak Teman dan Rejeki
Keikutsertaan Sukri Darmo Saputro dalam Malang Djadoel 2025 menjadi penegasan bahwa seni memiliki peran besar dalam menjaga semangat kebangsaan. Melalui guratan kuasnya, ia tak hanya memperlihatkan wajah-wajah pemimpin negeri, tetapi juga membangkitkan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai perjuangan dan kemandirian bangsa.
Dengan karya-karya yang sarat makna dan disampaikan secara tulus dari hati, Sukri berharap generasi penerus bangsa tidak hanya bangga akan masa lalu, tetapi juga siap menjaga dan melanjutkan semangat para pendiri bangsa menuju masa depan yang lebih baik. (nid/tia)