Kanal24, Malang – Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) melakukan terobosan edukatif dengan memperkenalkan konsep Global Citizenship Education (GCED) kepada masyarakat Desa Karanganyar, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Melalui kegiatan ini, mahasiswa MMD UB fokus pada pembangunan fisik dan mendorong pembangunan karakter dan kesadaran warga desa sebagai bagian dari masyarakat global yang peduli terhadap isu lingkungan, khususnya pengelolaan sampah.
Kegiatan edukasi bertema “Global Citizenship Education dan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat” tersebut dilaksanakan pada Selasa, 8 Juli 2025, di Balai Desa Karanganyar. Program ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Abdullah, S.Sos., M.Hub.Int., Dosen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB), dan Dano, tokoh masyarakat sekaligus praktisi pengelolaan sampah lokal.
Baca juga:
UB Dorong Inovasi Mini Factory di Pesisir Pasuruan
Dalam pemaparannya, Abdullah menjelaskan konsep GCED yang mengajak masyarakat untuk memandang dirinya sebagai warga dunia dengan tanggung jawab kolektif terhadap keberlangsungan bumi. Menurutnya, pendidikan kewargaan global harus mencakup kesadaran akan isu-isu dunia seperti krisis iklim, pengelolaan limbah, dan keadilan lingkungan. Ia juga menyinggung fakta bahwa Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang sampah terbanyak kedua di Indonesia.
“Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga bagian dari tanggung jawab kita sebagai warga dunia,” tegas Abdullah.
Selanjutnya, Dano menyampaikan materi praktis tentang pengelolaan sampah rumah tangga. Ia memberikan pelatihan kepada warga tentang bagaimana memilah sampah organik dan anorganik serta memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang bernilai, seperti kompos dan kerajinan.
“Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya dan memilah jenis sampah harus ditanamkan sejak dini, terutama kepada anak-anak agar budaya bersih dan peduli lingkungan tumbuh di masyarakat,” ujar Dano.
Setelah sesi materi, acara dilanjutkan dengan Forum Group Discussion (FGD) yang dipandu oleh panitia dari mahasiswa MMD UB. Dalam FGD, warga dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan studi kasus tentang permasalahan sampah dan merumuskan solusi berdasarkan konteks lokal.
Kehadiran doorprize bagi warga yang aktif berdiskusi menjadi penyemangat tersendiri. Warga tidak hanya belajar secara teoritis, tetapi juga terlibat langsung dalam menyusun langkah-langkah nyata untuk diterapkan di lingkungan mereka.

Baca juga:
846 Mahasiswa FTP UB Bina UMKM Melalui Program 3M
Kegiatan edukatif ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan membangun budaya baru dalam pola pikir masyarakat desa agar lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Edukasi berbasis GCED ini menjadi langkah awal dalam mewujudkan desa yang berkelanjutan, mandiri, dan terintegrasi dalam nilai-nilai kewargaan global.
Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa MMD UB berharap agar masyarakat tidak hanya melihat dirinya sebagai warga desa, melainkan sebagai bagian dari komunitas global yang memiliki peran penting dalam menjaga bumi. Edukasi pengelolaan sampah menjadi pintu masuk untuk menyadarkan warga tentang tanggung jawab global yang bisa dimulai dari lingkungan terkecil: rumah dan desa mereka sendiri. (nid/ver)