Kanal24, Malang – Dalam rangka mendukung penerapan Kurikulum 2025 serta memperkuat nilai-nilai karakter dalam proses belajar-mengajar, Brawijaya Smart School (BSS) menyelenggarakan sesi BrainStormers Sharing dengan menghadirkan Dr. Erning Wijayanti, M.M. sebagai pemateri utama pada Kamis (10/07/2025). Pada kesempatan ini, Dr. Erning memperkenalkan dan membedah pendekatan pembelajaran Deep Learning—sebuah metode yang menekankan pentingnya proses belajar yang menyentuh aspek kognitif dan afektif dan psikomotorik siswa secara menyeluruh.
“Deep Learning adalah pendekatan pembelajaran holistik. Ia menyentuh sisi pikiran, serta juga menyentuh hati dan pada akhirnya dapat diwujudkan dalam tindakan nyata dalam keseharian siswa,” jelas Dr. Erning.
Baca juga:
SD BSS Bangun Karakter Anak Melalui Parenting Class

Menurutnya, pendekatan ini dinilai sangat relevan di era digital saat ini, di mana peserta didik kerap terpapar informasi instan yang cenderung mengabaikan proses berpikir kritis dan pemahaman mendalam.
Fleksibel dalam Segala Kurikulum
Menjawab keraguan terkait keberlanjutan pendekatan ini di tengah perubahan kurikulum yang dinamis, Dr. Erning menegaskan bahwa Deep Learning bersifat lintas kurikulum. “Pendekatan ini bisa diterapkan di kurikulum mana pun, karena fokusnya bukan pada konten, melainkan pada cara mengemas pembelajaran agar lebih bermakna,” tegasnya.
Deep Learning sendiri terdiri dari beberapa poin penting, antara lain:
- Dimensi Profil Lulusan: Menjadi arah utama pengembangan kompetensi siswa.
- Prinsip Pembelajaran: Harus berkesadaran, menggembirakan, dan bermakna.
- Tiga Tahap Pengalaman Belajar: Memahami, mengaplikasikan, dan merefleksikan.
- Kerangka Pedagogis: Memuat strategi mengaktifkan siswa, menumbuhkan kolaborasi, dan penguatan kemitraan pembelajaran.
- Lingkungan Pembelajaran: Mencakup ruang fisik, ruang virtual, serta iklim atau budaya belajar.
- Pemanfaatan Teknologi Digital: Disesuaikan dengan preferensi belajar siswa masa kini.
“Anak-anak zaman sekarang cenderung lebih tertarik dengan media digital. Maka pendekatan pembelajaran juga harus menyesuaikan agar tetap relevan dan efektif,” tambah Dr. Erning.
Tantangan dan Urgensi di Era Informasi Instan
Salah satu urgensi penerapan Deep Learning adalah untuk melatih siswa berpikir kritis dan mendalam. Menurut Dr. Erning, siswa saat ini terbiasa menyerap informasi secara cepat tanpa analisis yang cukup. “Belajar tidak hanya menyalin informasi, tapi harus disertai pemahaman dan refleksi. Di sinilah Deep Learning berperan,” paparnya.
Pembelajaran yang baik seharusnya mendorong siswa berpikir dengan baik, menyentuh hati, dan tercermin dalam perilaku. Oleh karena itu, dalam workshop ini, para guru menerima konsep teoritis, dan juga diarahkan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terintegrasi dengan pendekatan Deep Learning.
Target dan Harapan Pelatihan
Workshop ini ditargetkan agar guru-guru di lingkungan BSS dapat mengembangkan RPP yang selaras dengan kerangka kerja pembelajaran mendalam, termasuk bagaimana menyusun asesmen pembelajaran yang sesuai. “Kami harap setelah kegiatan ini, para guru dapat langsung mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar untuk tahun ajaran mendatang,” ungkap Dr. Erning.
Baca juga:
Liburan Seru Belajar Coding dan Game Design Bersama Inntexia Academy
Pihak sekolah sendiri optimis bahwa penguatan pendekatan ini akan menjadi bekal penting bagi guru dalam menghadapi tantangan pendidikan masa kini dan masa depan. Seiring dengan misi BSS untuk menjadi institusi pendidikan berbasis karakter dan digitalisasi, pendekatan Deep Learning dinilai menjadi solusi nyata yang adaptif dan humanis.
Kegiatan ini menambah daftar upaya strategis BSS dalam mendorong peningkatan kualitas pendidikan berbasis nilai, teknologi, dan pembelajaran bermakna yang berorientasi pada masa depan peserta didik. (nid/dpa)