Kanal 24, Malang – Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam Kelompok 02 FISIP Bakti Desa (FBD) sukses memproduksi video company profile kesenian tradisional “Ngroto Joyo” di Dusun Krajan, Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.
Video berdurasi sekitar 13 menit ini mengangkat sejarah dan nilai budaya kesenian Bantengan, serta semangat gotong royong masyarakat dalam melestarikan warisan leluhur. Program ini menjadi kontribusi mahasiswa dalam mendokumentasikan dan mempromosikan kebudayaan lokal agar lebih dikenal luas oleh generasi muda maupun masyarakat umum.
Baca juga:
Studi Fapet UB: Inovasi Pakan Domba dari Batang Ketela Pohon

Produksi Selama Dua Pekan
Proses produksi video company profile berlangsung dalam tiga tahapan utama. Tahap pra-produksi dilaksanakan pada 2 hingga 7 Juli 2025 dan mencakup riset, observasi, penyusunan konsep, serta skrip dokumenter. Tim juga melakukan wawancara awal dengan dua pendiri kesenian Ngroto Joyo, yaitu Bapak Widodo dan Bapak Sutari, serta beberapa anggota aktif kelompok kesenian.
Tahap produksi dilakukan pada 8 hingga 14 Juli 2025. Tim mendokumentasikan latihan rutin kesenian, proses pembuatan topeng dan kostum banteng, serta penampilan atraksi Bantengan di lokasi terbuka.
Tahap pasca-produksi berlangsung pada 15 hingga 22 Juli 2025. Tim menyelesaikan proses penyuntingan video, penataan suara, penyusunan narasi, dan penambahan subtitle agar video dapat menjangkau audiens yang lebih luas.
Sebagai penutup program, video company profile “Ngroto Joyo” ditayangkan bersama warga pada 26 Juli 2025 di Balai Desa Ngroto. Kegiatan ini menjadi ajang apresiasi antara warga dan mahasiswa, sekaligus memperkenalkan karya tersebut ke ranah digital melalui media sosial.
Wadah Promosi dan Pelestarian Budaya
Company profile ini diharapkan tidak hanya menjadi arsip visual, tetapi juga media promosi digital untuk kesenian Ngroto Joyo. Dengan adanya dokumentasi ini, masyarakat luas, termasuk pelaku pariwisata dan generasi muda, diharapkan lebih mengenal seni Bantengan khas Desa Ngroto.
“Harapannya, anak-anak muda tidak melupakan Bantengan dan tidak mengambil budaya asing sehingga budaya tidak akan pernah mati,” ujar Pak Widodo, salah satu pendiri Ngroto Joyo.
Video ini juga diharapkan dapat menjadi media pembelajaran bagi siswa dan mahasiswa agar lebih mengenal kesenian daerah dan turut berperan dalam pelestariannya, terutama di era digital saat ini.
Baca juga:
FTP UB dan UMS Sabah Perkuat Kerjasama Akademik
Tontonan Bersama Warga
Penayangan perdana video dilakukan dalam acara penutupan program FISIP Bakti Desa. Warga desa, tokoh masyarakat, dan anggota kesenian hadir untuk menyaksikan hasil karya dokumentasi ini secara bersama-sama.
Kegiatan ini menjadi bentuk kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat, melahirkan karya dokumentasi budaya yang informatif sekaligus bermakna. Upaya ini memperlihatkan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan desa dapat berdampak nyata dalam pelestarian nilai-nilai lokal.
Selain menjadi kenang-kenangan berharga, karya ini diunggah ke kanal media sosial desa dan akun Instagram resmi FBD UB agar dapat terus disebarluaskan dan digunakan untuk promosi budaya lokal. (han)