Kanal24, Malang – Di tengah tuntutan globalisasi pendidikan tinggi dan dorongan menuju kampus kelas dunia, penguatan kolaborasi internasional menjadi langkah strategis yang tak terelakkan. Universitas Brawijaya (UB), melalui Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES), menjawab tantangan ini dengan menggencarkan kerja sama akademik lintas negara. Salah satu wujudnya adalah keikutsertaan FIKES UB dalam Program Dosen Berkarya (DOKAR) 2025 yang dilaksanakan bersama University of Wollongong (UOW), Australia, sebagai mitra strategis untuk meningkatkan kapasitas riset, publikasi ilmiah, dan inovasi kurikulum berbasis kolaborasi global.
Penguatan Riset dan Kurikulum Berbasis Kolaborasi Global
Program DOKAR bertajuk “Strengthening UB–UOW Collaboration through Joint Research and Publication” ini dipimpin oleh Prof. Dian Handayani, SKM., M.Kes., Ph.D., bersama dua anggota tim yaitu Dr. Nia Novita Wirawan, M.Sc. dan Widya Rahmawati, S.Gz., M.Gizi, Ph.D. Kegiatan ini sekaligus menjadi strategi internasionalisasi Program Studi Magister Ilmu Gizi yang baru berdiri sejak 2023.
Sepanjang Juli 2025, tim dosen UB melakukan kunjungan akademik ke School of Medical, Indigenous and Health Sciences, University of Wollongong, yang dikenal sebagai salah satu pusat unggulan riset kesehatan dunia. Fokus kerja sama mencakup lima aspek utama: riset kolaboratif, publikasi bersama, perpanjangan MoU, pengembangan kurikulum berbasis hasil riset, serta partisipasi dalam seminar internasional.
“Program ini bukan hanya membangun relasi kelembagaan, tapi juga memperkuat integrasi antara hasil riset dan pembelajaran, agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang kontekstual dan berbasis bukti,” ujar Prof. Dian Handayani. Ia menegaskan bahwa pengembangan kapasitas dosen dan kurikulum di FIKES UB perlu terus dikaitkan dengan tren global dan kebutuhan lokal, terutama dalam bidang gizi dan kesehatan masyarakat.
Salah satu capaian penting dalam kolaborasi ini adalah dimulainya riset bersama yang mendapat pendanaan dari The 13th e-Asia Joint Research Program. Riset tersebut mengangkat isu-isu strategis dalam bidang kesehatan masyarakat yang berdampak luas di kawasan Asia-Pasifik. Selain itu, tim juga berhasil merancang draf artikel ilmiah untuk diajukan ke jurnal internasional bereputasi, sebagai bentuk konkret kontribusi keilmuan dari kerja sama ini.
Dukung Capaian IKU dan Reputasi Global Universitas
Program ini juga menjadi momentum perpanjangan nota kesepahaman (MoU) antara UB dan UOW yang sebelumnya terjalin sejak periode 2014–2019. Kali ini, cakupan kerja sama diperluas tidak hanya pada pertukaran pendidikan, tetapi juga mencakup riset, pengembangan kurikulum, dan publikasi ilmiah.
“Kami ingin memastikan bahwa kerja sama internasional ini menghasilkan luaran nyata, tidak berhenti pada seremoni, tetapi benar-benar berdampak pada peningkatan kualitas akademik dan daya saing institusi,” terang Prof. Dian.
Dari sisi strategis, kegiatan ini mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, seperti peningkatan keterlibatan dosen dan mahasiswa dalam riset internasional serta naiknya jumlah publikasi bereputasi global yang dihasilkan oleh sivitas akademika UB.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari rangkaian seminar internasional The 6th INHSS Series, yang menjadi ajang pertukaran pengetahuan antara akademisi Indonesia dan Australia. Dalam forum ini, tim FIKES UB mempresentasikan hasil pengembangan kurikulum kolaboratif berbasis evidence-based research yang dirancang untuk memperkuat kompetensi lulusan program magister.
Melalui DOKAR 2025, FIKES UB membuktikan keseriusannya dalam mengembangkan kerja sama internasional yang bukan sekadar simbolis, melainkan menghasilkan dampak riil dalam pengembangan institusi dan keilmuan. Komitmen ini menjadi bagian penting dari kontribusi UB sebagai perguruan tinggi berbasis riset yang berorientasi global.