Kanal24, Malang – Persoalan limbah plastik rumah tangga masih menjadi tantangan besar di pedesaan. Minimnya fasilitas pengelolaan sampah membuat sebagian warga memilih menimbun atau membakar plastik, yang berakibat buruk bagi lingkungan maupun kesehatan. Menjawab persoalan ini, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) melalui program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) hadir membawa inovasi pengelolaan sampah sekaligus mendorong kemandirian pangan keluarga.
Pada Minggu (20/7/2025), MMD UB kelompok 24 melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan Demonstrasi Teknologi Vertikultur dari Limbah Plastik di RT 28 RW 06 Dusun Wangkal Kidul, Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang dengan Dosen Pembimbing Lapangan, Fitriana Rakhma Dhanias, SE., MSA., Ak., CFP.
Baca juga:
KKN FIA UB Bantu Sidomulyo Optimalkan Media Sosial dan UMKM

Tidak hanya berhenti pada vertikultur, kegiatan ini juga melibatkan anggota tim lainnya, Mohammad Sulthan Aryasatya Javier, yang mengenalkan teknologi biopori sebagai solusi pengolahan limbah rumah tangga organik. Dengan begitu, pengelolaan sampah dilakukan secara menyeluruh, baik anorganik maupun organik.
Kegiatan ini diikuti sekitar 20 peserta, terdiri dari warga, anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) setempat, serta mahasiswa MMD. Bentuk kegiatannya meliputi sosialisasi, diskusi interaktif, serta praktik langsung membuat unit vertikultur dari botol dan galon plastik bekas.
“Dalam mengatasi permasalahan limbah rumah tangga, khususnya plastik, kami ingin menghadirkan inovasi teknologi tepat guna. Harapannya bisa mengurangi limbah plastik sekaligus membantu pemenuhan kebutuhan sayuran keluarga,” jelas Rizqi dalam pemaparannya.
Teknologi vertikultur yang diperkenalkan memanfaatkan botol dan galon plastik bekas sebagai wadah tanam sayuran, seperti sawi, bayam, selada, kangkung, dan pakcoi. Metode ini dinilai praktis, hemat biaya, dan cocok diterapkan di lingkungan pedesaan karena memanfaatkan barang bekas yang mudah ditemukan. Peserta juga mendapat buku panduan agar dapat menerapkan teknologi tersebut secara mandiri.
Antusiasme warga terlihat sepanjang kegiatan. Mereka tidak hanya menyimak materi, tetapi juga langsung mencoba membuat vertikultur di pekarangan rumah. “Saya senang bisa belajar cara baru yang sederhana dan berguna. Botol bekas ternyata bisa jadi tempat tanam. Ini bisa langsung saya coba untuk menanam kangkung di rumah,” ungkap Bu Mulyani, Ketua KWT Mulyasari.
Baca juga:
Mahasiswa UB Kembangkan Aplikasi Edukasi Green Village di Argosuko
Sebagai wujud nyata, tim MMD menyerahkan satu unit vertikultur kepada salah satu rumah warga sebagai percontohan. Langkah ini diharapkan menjadi pemicu replikasi di rumah-rumah lain.
Kegiatan ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, poin 13 Desa Tanggap Perubahan Iklim, serta poin 15 Desa Peduli Lingkungan Darat.
Dengan pendekatan edukatif dan partisipatif, program MMD UB ini diharapkan tidak hanya mampu mengurangi masalah sampah plastik, tetapi juga meningkatkan kemandirian pangan, sekaligus menumbuhkan inovasi lokal berkelanjutan di Desa Argosuko. (nid)