Kanal24, Lumajang – Dulu, mencari buku di Perpustakaan Desa (Perpusdes) Dadapan, Lumajang layaknya mencari jarum di tumpukan jerami. Proses administrasi sepenuhnya manual, penataan koleksi belum rapi, dan pengunjung kerap kesulitan menemukan buku yang dicari. Namun, kondisi tersebut kini berubah berkat kolaborasi Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya (MMD UB) 2025 Kelompok 59 dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas).
Melalui program “Peningkatan dan Pengelolaan Administrasi Perpustakaan Desa”, tim yang dipimpin Shabilla Rossinda dan dibimbing oleh Ibu Edriana Pangestuti membawa misi memperbarui sistem pengelolaan Perpusdes Dadapan agar lebih modern, efisien, dan mudah diakses masyarakat.
Baca juga:
UB dan Mahasiswa MMD Dampingi Pokdakan Klampok, Bangun Desa Lewat Teknologi Bioflok
Langkah awal dilakukan pada 3–9 Juli 2025, diawali dengan pembersihan dan penataan ulang koleksi. Buku-buku diurutkan menggunakan Sistem Klasifikasi Desimal Dewey (DDC), metode standar yang memberikan “alamat” pasti bagi setiap buku di raknya. Label kategori seperti fiksi, informasi umum, hingga buku dongeng kini terpampang jelas, memudahkan siapa pun menemukan bacaan yang diinginkan.
Digitalisasi dengan Aplikasi INLISLite
Tidak hanya berhenti pada penataan fisik, tim MMD UB juga melakukan inventarisasi ulang. Setiap buku dicatat rinci—mulai dari ISBN, judul, hingga kondisi fisik—ke dalam format Excel, lalu diunggah ke INLISLite, aplikasi digital yang mengubah proses administrasi perpustakaan.
Dengan sistem ini, peminjaman dan pengembalian buku dapat dilakukan lebih cepat dan akurat, meminimalkan kesalahan pencatatan, serta memberikan pengalaman yang lebih nyaman bagi pengunjung.
Puncak perubahan terjadi pada 8 Juli 2025, saat dilakukan Sosialisasi Aplikasi Pendataan Perpustakaan Berbasis Wilayah. Melalui kegiatan ini, Perpusdes Dadapan resmi terdaftar di sistem nasional Perpusnas, selaras dengan visi Satu Data Indonesia.
Baca juga:
Pelatihan Pemasaran Digital: Kunci Promosi Efektif
Status ini membuka peluang bagi Perpusdes Dadapan untuk mendapatkan pembinaan, pelatihan, serta dukungan fasilitas dari Perpusnas. Ke depan, perpustakaan desa ini diproyeksikan menjadi pusat literasi unggulan di wilayahnya.
Transformasi ini diharapkan mampu meningkatkan minat baca masyarakat, terutama generasi muda Desa Dadapan. Dengan akses yang lebih mudah, koleksi tertata rapi, dan layanan digital yang cepat, Perpusdes Dadapan kini siap menjadi jantung kegiatan belajar masyarakat, membawa desa menuju masa depan literasi yang lebih cerah. (nid)