Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

Lulusan Disabilitas Masih Sulit Masuk Dunia Kerja

Einid Shandy by Einid Shandy
August 13, 2025
in Ekonomi, Gaya Hidup, Pendidikan
0
Lulusan Disabilitas Masih Sulit Masuk Dunia Kerja

Lulusan Disabilitas Masih Sulit Masuk Dunia Kerja (Freepik)

4
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kanal24, Jakarta – Mayoritas penyandang disabilitas lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih menghadapi hambatan besar untuk memasuki dunia kerja profesional. Data Pusat Riset Kebijakan Publik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan, hanya sekitar 2,8 persen dari total 17,9 juta penyandang disabilitas di Tanah Air yang berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi. Ironisnya, sebagian besar dari kelompok kecil ini tetap kesulitan mendapatkan pekerjaan yang setara.

Periset BRIN, Istiana Hermawati, memaparkan temuan tersebut dalam rangkaian kegiatan Pareto 2025, Jumat (8/8/2025). Menurutnya, hambatan yang dihadapi mencakup stigma sosial, minimnya akomodasi di tempat kerja, hingga lemahnya koordinasi kelembagaan di daerah. “Implementasi Pasal 25 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 yang mewajibkan pemerintah mempekerjakan minimal 2 persen dan swasta 1 persen penyandang disabilitas masih jauh dari optimal,” ujarnya, dikutip dari laman BRIN, Selasa (12/8/2025).

Baca juga:
Gazebo Corner dan Bakso Pak Djaya UB Jadi Favorit

Situasi ini menegaskan perlunya model tata kelola yang adaptif, inklusif, dan berkelanjutan. BRIN pun menggelar diskusi panel bertema model tata kelola adaptif Unit Layanan Disabilitas (ULD), guna meningkatkan akses lulusan perguruan tinggi penyandang disabilitas ke dunia kerja. Diskusi tersebut menyoroti pentingnya model yang mampu mengatasi fragmentasi kelembagaan, memperkuat sinergi antara perguruan tinggi, dunia usaha, dan pemerintah daerah, serta merespons kebutuhan dinamis penyandang disabilitas.

Penelitian Istiana dilakukan di empat lokasi: DKI Jakarta, Yogyakarta, Belitung, dan Surabaya. Masing-masing daerah menunjukkan variasi struktur ULD dan keterbatasan integrasi data. “Sistem pendukung dan sumber daya, termasuk pendanaan, masih sangat bergantung pada inisiatif sementara dan belum berkelanjutan,” jelasnya. Menurut Istiana, model tata kelola yang efektif harus bisa berjalan mandiri, beradaptasi dengan konteks lokal, dan mendapat dukungan lintas sektor.

Empat Pilar Model Tata Kelola Adaptif

Model yang dirancang BRIN bertumpu pada empat pilar utama: regulasi dan implementasi, kapasitas kelembagaan, kolaborasi antar sektor, dan tata kelola responsif. Keempatnya memerlukan dukungan dari aktor strategis: pemerintah, organisasi disabilitas, perguruan tinggi, dan dunia usaha.

Namun, tantangan di lapangan masih besar. Minimnya data terintegrasi, regulasi yang belum konsisten, keterbatasan SDM kompeten, serta rendahnya partisipasi langsung penyandang disabilitas dalam perumusan kebijakan menjadi penghalang. Pendanaan yang bersumber dari APBN, CSR, maupun hibah diharapkan dapat menjamin keberlanjutan program.

Ke depan, BRIN berencana mengembangkan model berbasis konteks lokal, memperluas kemitraan, dan menyusun indikator keberhasilan yang terukur. “Harapannya, model ini bisa menjadi acuan nasional untuk mengintegrasikan penyandang disabilitas ke dunia kerja secara inklusif dan berkelanjutan,” tegas Istiana. Ia menilai, inovasi ini berpotensi menjadi game changer dalam menciptakan ekosistem kerja yang ramah disabilitas.

Dorongan Regulasi Insentif bagi Tenaga Difabel

Menanggapi hal ini, Darmawan Napitulu dari Pusat Riset Pemerintahan Dalam Negeri menilai penghargaan bagi tenaga kerja difabel harus lebih konkret, bukan sekadar sertifikat atau dokumentasi. Bentuk insentif, seperti pengurangan beban pajak, dinilai mampu meningkatkan motivasi dan pengakuan atas potensi mereka.

Menurut Darmawan, tenaga difabel memiliki daya saing tinggi, terutama di bidang teknologi informasi dan pengolahan data. Namun, apresiasi yang diterima masih minim. “Belum ada regulasi atau program pendanaan yang terstruktur untuk mendukung tenaga difabel. Kebijakan yang terencana sangat dibutuhkan,” jelasnya.

Baca juga:
Kembali ke Jogja Pembuka Kemeriahan HUT RI ke – 80 di Rayz Hotel UMM

Ia juga menekankan pentingnya teknologi untuk membantu mengatasi keterbatasan mobilitas, memperluas peluang kerja, dan meningkatkan keterampilan. Evaluasi program pun memerlukan indikator jelas, seperti jumlah pekerja difabel yang terserap, lama masa kerja, dan tingkat produktivitas.

Dengan dukungan regulasi, kemitraan lintas sektor, dan pemanfaatan teknologi, hambatan yang dihadapi penyandang disabilitas lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat dikurangi. Upaya ini diharapkan bukan hanya membuka pintu pekerjaan, tetapi juga mengubah paradigma masyarakat terhadap kapasitas dan kontribusi penyandang disabilitas di dunia profesional. (nid)

Post Views: 106
Tags: Badan Riset dan Inovasi NasionalBRINdisabilitasDunia KerjaKANAL24kanal24.co.idLulusan DisabilitasMahasiswa DisabilitasMahasiswa Disabilitas UBuniversitas brawijaya
Previous Post

Streaming Tiga Lokasi, UBTV Dukung Kelancaran PKKMaba UB 2025

Next Post

Investasi Asing Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi RI

Einid Shandy

Einid Shandy

Reporter dan penulis Kanal24

Next Post
Investasi Asing Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi RI

Investasi Asing Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi RI

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
oval layer

5 Gaya Rambut yang Tepat untuk Pipi Chubby agar Tampil Lebih Menarik

August 25, 2024
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

5
Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

4

Review Film : Glass Onion: A Knives Out Story

3
UB Perkuat Layanan Inklusif untuk Mahasiswa Disabilitas

UB Perkuat Layanan Inklusif untuk Mahasiswa Disabilitas

August 13, 2025
PKKMB UB 2025 Gaungkan Budaya Zero Accident

PKKMB UB 2025 Gaungkan Budaya Zero Accident

August 13, 2025
Apa Perbedaan Sekolah Rakyat dan Sekolah Biasa?

Apa Perbedaan Sekolah Rakyat dan Sekolah Biasa?

August 13, 2025
PT BMU Paparkan Ekspansi dan Inovasi Bisnis kepada Maba UB

PT BMU Paparkan Ekspansi dan Inovasi Bisnis kepada Maba UB

August 13, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Gaya Rambut yang Tepat untuk Pipi Chubby agar Tampil Lebih Menarik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Galeri
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2023

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2023