Kanal24, Malang – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB) menggelar Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di halaman FPIK pada Jumat (15/8/2025). Kegiatan tahun ini diikuti oleh 962 mahasiswa baru dari 30 provinsi di seluruh Indonesia. Dekan FPIK, Prof. Dr.Sc. Asep Awaludin Prihanto, S.Pi., M.P., menegaskan bahwa fokus utama PKKMB kali ini adalah memberikan pemahaman menyeluruh tentang ruang lingkup perikanan dan kelautan, sekaligus memicu kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
Prof. Asep menjelaskan, banyak mahasiswa baru yang belum memahami secara utuh arah dan fokus ilmu perikanan serta kelautan. Oleh karena itu, FPIK menekankan pentingnya mahasiswa menemukan passion atau minat yang akan mereka kembangkan selama kuliah. “Kami mendorong mahasiswa untuk bergabung ke research group dan mengasah minatnya, agar dapat mencari solusi atas permasalahan nyata di bidang perikanan,” ujarnya.
Baca juga:
PKKMB FISIP UB 2025, Usung Inklusivitas dan Afirmasi Pendidikan Timur

Gambaran Keunggulan dan Tantangan Nyata
Selain memaparkan keunggulan fakultas, pihak FPIK juga menyampaikan permasalahan aktual yang dihadapi sektor kelautan. Hal ini diharapkan menjadi stimulus bagi mahasiswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam mencari solusi. Menurut Prof. Asep, PKKMB menjadi titik awal untuk menanamkan pola pikir problem solving yang akan terus diasah melalui berbagai kegiatan akademik dan nonakademik.
Sebagai bagian dari rangkaian PKKMB, FPIK UB juga mengundang para alumni untuk berbagi pengalaman. Para alumni akan memberikan gambaran mengenai dunia kerja, kebutuhan keterampilan, serta pengembangan diri selama kuliah. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya memiliki daya nalar kritis dan konsep yang matang, tetapi juga hardskill dan softskill yang memadai untuk sukses di luar kampus,” kata Prof. Asep.

Baca juga:
Jesslyn dan Suara Inklusivitas di PKKMB UB 2025
Integrasi Transformasi Digital dan AI di Kurikulum
Dalam upaya menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan teknologi, FPIK UB merencanakan penerapan kebijakan baru di tahun depan. Setiap program studi akan diwajibkan memiliki minimal satu mata kuliah yang mengintegrasikan pendekatan transformasi digital dan kecerdasan buatan (AI). Prof. Asep menilai, banyak permasalahan di sektor perikanan dan kelautan yang dapat diatasi dengan teknologi ini.
Dengan keberagaman latar belakang mahasiswa dari seluruh Indonesia, FPIK UB optimistis dapat menghasilkan lulusan yang mampu memberikan solusi komprehensif bagi masyarakat, bangsa, dan negara. “Kami ingin mereka memahami ruang lingkup perikanan dan kelautan, mengenali permasalahan dengan baik, lalu menciptakan solusi yang bermanfaat bagi kemanusiaan,” pungkas Prof. Asep. (nid/dht)