Kanal24, Malang – Panti asuhan memiliki peran penting dalam mengelola amanah umat, khususnya dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF). Tugas tersebut bukan sekadar merawat dan mendidik anak-anak, tetapi juga menjaga kepercayaan publik. Karena itu, laporan keuangan menjadi aspek vital yang memastikan dana benar-benar digunakan untuk kesejahteraan santri, sekaligus menjaga transparansi di mata masyarakat dan donatur.
Sayangnya, standar laporan keuangan yang berlaku saat ini, yakni ISAK 335, dinilai sulit diterapkan di lapangan. Sebagian besar pengurus panti bukan berlatar belakang akuntansi sehingga pelaporan sering kali hanya sebatas catatan sederhana pemasukan dan pengeluaran.
Baca juga:
Fapet UB Dorong Transformasi Intelektual Pascasarjana
Pengurus Panti KH. Mas Mansyur di Malang, misalnya, mengaku hanya menggunakan metode pencatatan konvensional. “Tidak ada sistemnya, hanya mencatat uang yang keluar dan masuk. Belum ada guidance yang jelas,” ujarnya. Sementara itu, pengurus LKSA Taqwa Al-Qolbi menyampaikan bahwa mereka membuat buletin sederhana tiap tiga bulan untuk donatur, namun masih sebatas laporan kas masuk dan keluar.
Situasi serupa dialami Panti Asuhan LKSA Ar Rohmah Blitar yang menilai ISAK 335 terlalu kompleks. “Lebih mending yang falah, karena ISAK ribet sekali. Padahal donatur tidak menuntut transparansi berlebih, bahkan banyak yang memilih anonim,” terang pihak pengurus.
Fenomena ini mengindikasikan perlunya standar laporan keuangan alternatif yang lebih sederhana, praktis, dan sesuai dengan kebutuhan panti.
Gagasan Mahasiswa UB: Laporan Falah Semesta Sejahtera
Menjawab persoalan tersebut, lima mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya menggagas Laporan Falah Semesta Sejahtera (SS). Tim ini terdiri dari Rama Fattah Argi Putra (Ekonomi Keuangan dan Perbankan) bersama rekan-rekannya Arinjani Marsya Indra Prayangti, Rosya Putri Afidah, Mey Sela Dila Safrina, dan Neyla Marshadina Aufa dari Prodi Akuntansi, dengan bimbingan Dr. Virginia Nur Rahmanti, S.E., M.S.A., Ak.
Berbeda dari ISAK 335 yang berorientasi pada akuntansi konvensional, SS hadir dengan format lebih sederhana menggunakan sistem single entry dan pencatatan berbasis akad. Laporan ini tidak hanya berfungsi mencatat keuangan, tetapi juga menampilkan dimensi syariah melalui laporan zakat, infak, sedekah, kegiatan sosial, hingga indikator kesejahteraan santri.
Jika ISAK 335 fokus pada kepatuhan teknis dan PSAK 1, SS mengedepankan nilai falah: keberkahan, keadilan, dan kesejahteraan sosial. Dari sisi keterbacaan, SS lebih ramah bagi pengurus panti yang bukan akuntan karena hanya menggunakan tabel sederhana pemasukan-pengeluaran serta manfaat yang diterima anak asuh.
Baca juga:
Mahasiswa UB Atasi Krisis Pakan Ternak dengan Rumput Gama Umami
Digitalisasi Pencatatan dengan SiRumah
Selain itu, tim juga mengembangkan platform digital bernama SiRumah untuk mempermudah pengurus dalam mendokumentasikan catatan keuangan. Aplikasi ini mendukung transparansi sekaligus membantu pengarsipan secara rapi tanpa mengubah prinsip dasar laporan SS.
Penelitian ini tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH). Harapannya, Laporan Falah Semesta Sejahtera dapat menjadi standar alternatif bagi panti asuhan di Indonesia. Dengan penerapan SS, tata kelola keuangan diharapkan lebih sederhana, akuntabel, transparan, dan sesuai dengan nilai syariah, sehingga pengurus bisa fokus pada amanah utama: mendidik serta merawat anak-anak dengan sebaik-baiknya. (nid)