Kanal24, Malang – Di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian, Indonesia masih mampu mempertahankan laju ekonominya. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi nasional berada di atas lima persen, sebuah capaian yang menjadi harapan baru bagi masyarakat. Namun di balik optimisme ini, ada tantangan besar agar momentum tersebut tidak hanya sementara, melainkan berkelanjutan untuk jangka panjang.
Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, menegaskan pentingnya pemerintah menjaga performa ekonomi dengan strategi yang lebih tajam. Menurutnya, capaian pertumbuhan yang solid hingga pertengahan 2025 tidak boleh membuat semua pihak terlena. “Pemerintah perlu lebih agresif mendorong transformasi struktural melalui penguatan pilar-pilar ekonomi yang memiliki efek pengganda tinggi dan berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (20/8/2025).
Baca juga:
OJK Blokir 72 Ribu Rekening Penipuan dari Laporan Masyarakat
Latar Belakang: Optimisme di Tengah Tantangan Global
Ekonomi dunia masih dihantui ketegangan geopolitik, perlambatan perdagangan, dan fluktuasi harga komoditas. Namun Indonesia berhasil menunjukkan ketahanan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan pada triwulan II-2025 mencapai 5,12 persen year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I yang sebesar 4,87 persen yoy.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyebut pencapaian ini ditopang oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga, penanaman modal, serta kinerja ekspor. “Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 diperkirakan akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6 sampai 5,4 persen,” kata Perry dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (20/8/2025).
Optimisme ini memberikan ruang bagi pemerintah untuk menyusun strategi yang lebih fokus. Apalagi, proyeksi BI menunjukkan potensi pertumbuhan bisa menembus 5,4 persen jika momentum positif terus dijaga.
Hilirisasi dan Industrialisasi: Kunci Kedaulatan Ekonomi
Misbakhun menilai, salah satu langkah strategis yang tak bisa ditawar adalah hilirisasi sumber daya alam. Menurutnya, hilirisasi bukan hanya soal menambah nilai produk, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mengurangi ketergantungan pada impor.
“Hilirisasi adalah kunci kedaulatan ekonomi kita. Setiap nikel, bauksit, atau sawit yang diolah di dalam negeri adalah langkah nyata menuju kemandirian bangsa,” tegas legislator Partai Golkar itu. Ia juga mendorong pemerintah agar menyiapkan regulasi dan insentif menarik bagi pelaku industri supaya target hilirisasi berjalan efektif.
Selain hilirisasi, industrialisasi juga harus diperkuat. Kehadiran industri manufaktur yang sehat diyakini bisa menjadi penggerak utama perekonomian nasional, terutama untuk meningkatkan ekspor produk olahan yang bernilai tinggi.
Peran Pariwisata dan UMKM: Penopang Ekonomi Kerakyatan
Selain sektor industri, Misbakhun menekankan pentingnya pariwisata dan UMKM. Dua sektor ini terbukti tangguh, terutama saat menghadapi pandemi lalu. “Pariwisata dan UMKM adalah fondasi ekonomi rakyat. Pemerintah perlu memberi dukungan penuh, bukan hanya pembiayaan, tetapi juga pelatihan, digitalisasi, dan akses pasar,” jelasnya.
Dukungan pada UMKM diharapkan mampu memperluas daya serap tenaga kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat di daerah. Sementara sektor pariwisata, selain menjadi sumber devisa, juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui multiplier effect.
Berdasarkan Sektoral dan Spasial
Bank Indonesia mencatat, hampir semua lapangan usaha menunjukkan perbaikan. Industri pengolahan, perdagangan, serta informasi dan komunikasi menjadi motor utama pertumbuhan. Sementara secara spasial, Pulau Jawa masih mencatat pertumbuhan tertinggi, namun wilayah lain juga memperlihatkan tren positif.
Perry Warjiyo menambahkan, pada semester II-2025 pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan semakin membaik. Hal ini didorong oleh kinerja ekspor yang tetap positif dan meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan ekspansi belanja pemerintah.
Sinergi Semua Pihak
Misbakhun mengingatkan bahwa menjaga pertumbuhan ekonomi bukan hanya tugas pemerintah. Sinergi dengan DPR, dunia usaha, dan masyarakat harus berjalan beriringan. “Dengan sinergi yang solid, Indonesia akan mampu menjaga momentum pertumbuhan sekaligus menata fondasi ekonomi yang lebih kokoh untuk menghadapi tantangan ke depan,” pungkasnya.
Baca juga:
Pegadaian Ajak Masyarakat Raih Merdeka Finansial
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas lima persen adalah kabar baik, namun sekaligus tantangan. Pemerintah dituntut untuk tidak hanya menjaga stabilitas jangka pendek, melainkan juga memperkuat struktur ekonomi agar lebih tahan terhadap guncangan global. Hilirisasi, industrialisasi, dukungan penuh terhadap pariwisata dan UMKM, serta kebijakan fiskal dan moneter yang terukur menjadi kunci utama.
Jika strategi-strategi tersebut mampu dijalankan dengan konsisten, bukan tidak mungkin Indonesia bukan hanya mempertahankan, tetapi juga melampaui target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan. (han)