Kanal24, Malang – Analis Kebijakan Ahli Utama Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur bersama Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Optimalisasi Pemanfaatan Agen Hayati dan Pestisida Nabati dalam Rangka Peningkatan Produk Tanaman Sehat di Jawa Timur”. Acara ini berlangsung di Ruang Sidang Gedung Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) FP UB pada Rabu (20/8), dengan menghadirkan pembahas utama Dr. Ir. Hadi Sulistyo, M.Si., CIHCM., selaku Analis Kebijakan Ahli Utama Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, dan Narasumber utama Fery Abdul Choliq, SP., M.P., M.Sc selaku Dosen pada departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan FP UB.
Bahas Isu Strategis Hama dan Penyakit Tanaman
Dalam pengantar paparan FGD tersebut, Dr. Hadi Sulistyo menekankan bahwa salah satu hambatan utama produktivitas pertanian adalah masih tingginya kasus serangan hama dan penyakit yang belum terkendali secara optimal. “Kami mengadakan FGD ini khususnya untuk membahas bagaimana peran Agens Hayati dan pestisida nabati dalam mengendalikan hama dan penyakit, karena di lapangan masih banyak isu yang belum dapat dikendalikan dengan baik. Produksi hasil pertanian sangat bergantung pada bagaimana upaya pengendalian hama dan penyakit dilakukan,” ujarnya.
Ia menambahkan, kehadirannya bersama tim analis kebijakan ahli utama dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur bertujuan menggali isu-isu aktual yang dihadapi petani. “Kami datang bersama empat orang analis utama untuk menyerap masukan dari bawah. Nantinya, isu-isu strategis ini akan kami angkat menjadi usulan kebijakan kepada Gubernur Jawa Timur,” jelasnya.

FGD ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari akademisi UB, serta Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur, perwakilan kelompok petani, hingga mahasiswa FP UB khususnya dari Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan. Diskusi berlangsung dinamis dengan menyoroti pentingnya agen hayati dan pestisida nabati sebagai alternatif pengendalian ramah lingkungan, sekaligus upaya mendukung ketahanan pangan berkelanjutan.
Dr. Hadi Sulistyo menegaskan, kolaborasi lintas institusi sangat penting agar kebijakan yang dihasilkan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat. “Harapannya, FGD ini tidak hanya berhenti sebagai forum diskusi, tetapi menjadi dasar lahirnya kebijakan pertanian sehat di Jawa Timur,” tambahnya.
Harapan untuk Pertanian Masa Depan
Melalui forum ini, pemerintah daerah berharap dapat merumuskan kebijakan yang berbasis pada kondisi nyata di lapangan. Masukan dari petani dan akademisi menjadi input penting untuk mendorong transformasi pengendalian hama dan penyakit menuju arah yang lebih berkelanjutan.“Outcome-nya nanti adalah lahirnya kebijakan pertanian sehat bagi masa depan Jawa Timur, yang tidak hanya menekan kerugian akibat hama dan penyakit, tetapi juga meningkatkan kualitas produk pertanian yang aman dan ramah lingkungan,” pungkas Dr. Hadi Sulistyo. (nid/dpa)