Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) kembali menambah jajaran guru besarnya dengan dikukuhkannya Prof. Dr. Ir. Lailil Muflikhah, S.Kom., M.Sc., IPM, ASEAN Eng. sebagai profesor aktif ke-3 di Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) dan profesor ke-437 dari seluruh profesor UB. Pada pidato pengukuhannya, Kamis (21/08/2025), Prof. Lailil memaparkan orasi ilmiah bertajuk “Model Prima Melalui Integrasi Data Medis Berbasis AI Menjawab Tantangan Diagnostik Era Digital”.
Tantangan Diagnosis Penyakit Kronis
Dalam paparannya, Prof. Lailil menyoroti problematika besar dunia kesehatan modern, yakni sulitnya mendeteksi penyakit kronis sejak dini. Penyakit seperti kanker, jantung, hingga Alzheimer masih menjadi momok karena metode diagnosis konvensional sering hanya bertumpu pada satu jenis data, misalnya data klinis atau citra medis semata.
Baca juga:
Prof. Siti Asmaul Mustaniroh Kembangkan Model SIPS-KUMKM untuk UMKM
“Prediksi risiko berbasis data tunggal terbukti terbatas dalam memberikan gambaran komprehensif tentang kondisi pasien,” tegasnya.
Lahirnya Model PRIMA
Melihat tantangan tersebut, Prof. Lailil menghadirkan inovasi PRIMA (Personalized Medicine melalui Integrasi Data Klinis, Genetik, dan Citra Medis berbasis Pembelajaran Mesin). PRIMA dirancang untuk mengintegrasikan berbagai informasi pasien mulai dari rekam medis klinis, data pencitraan (MRI, CT scan), hingga data genetik. Semua itu diproses menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI), khususnya machine learning, untuk menemukan pola tersembunyi yang sulit ditangkap secara manual.
Diagnosis Lebih Cepat dan Personal
Dengan pendekatan PRIMA, proses diagnosis penyakit bisa dilakukan lebih cepat, akurat, sekaligus menyesuaikan kondisi unik tiap pasien. Sistem ini juga memungkinkan pemberian rekomendasi pengobatan yang lebih tepat sasaran dibandingkan metode konvensional.
“PRIMA adalah langkah penting menuju layanan kesehatan masa depan yang presisi, personal, dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien,” jelas Prof. Lailil.
Baca juga:
UB dan Komdigi Luncurkan AI Talent Factory Pertama di Indonesia
Tantangan Implementasi
Meski demikian, penerapan PRIMA membutuhkan dukungan besar, mulai dari ketersediaan data pasien dalam jumlah masif, infrastruktur komputasi canggih, hingga kolaborasi lintas disiplin antara ahli komputer, dokter, genetisi, hingga tenaga kesehatan lainnya. Kendati begitu, Prof. Lailil optimistis bahwa PRIMA dapat menjadi solusi nyata bagi tantangan sistem kesehatan global.
Langkah Strategis UB
Dengan pengukuhan ini, Fakultas Ilmu Komputer UB semakin memperkuat kiprahnya dalam inovasi berbasis teknologi. Kehadiran Prof. Lailil sebagai profesor di bidang integrasi data medis berbasis AI menjadi tonggak penting untuk mendukung agenda riset unggulan UB di era digital, khususnya dalam sektor kesehatan yang terus berkembang. (nid/yor)