Kanal24, Malang – Upaya pencegahan stunting terus digencarkan di berbagai daerah, termasuk di Desa Mulyoarjo melalui kegiatan Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya (UB) 2025. Salah satu program inspiratif datang dari Hasya Putri Rahmani, mahasiswa Ilmu Kesehatan UB, yang menginisiasi kegiatan bertajuk “Cegah Stunting Sejak Dini: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sosialisasi”.
Acara yang dilaksanakan pada Senin, 14 Juli 2025 di Balai Desa Mulyoarjo, Lawang, Kabupaten Malang ini menghadirkan narasumber Annisa Rizky Maulidiana, S.Gz., M.Sc., dosen Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan UB. Dengan menggandeng Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) MMD UB 2025, Dego Yusa Ali, STP., M.Sc., kegiatan ini menyasar ibu hamil, ibu balita, serta kader posyandu sebagai garda terdepan kesehatan anak.
Baca juga:
Bouquet Snack Bangkitkan Wirausaha Perempuan Desa

Edukasi Interaktif dan Menyenangkan
Melalui metode penyuluhan interaktif, diskusi kelompok, hingga media edukatif berupa leaflet dan poster bergambar, peserta diajak memahami bahaya stunting dan cara mencegahnya sejak masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Edukasi ini mencakup praktik sederhana seperti pemberian MP-ASI tepat waktu, menjaga sanitasi keluarga, hingga pentingnya kunjungan rutin ke posyandu.
Selain materi, kegiatan juga dikemas dengan kuis edukatif yang mampu menarik perhatian peserta. Antusiasme warga terlihat dari banyaknya pertanyaan yang muncul serta cerita pengalaman yang dibagikan selama diskusi. Untuk mengukur pemahaman, penyelenggara turut mengadakan pre-test dan post-test, sehingga peningkatan pengetahuan warga dapat terukur secara langsung.
Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan
“Melalui kegiatan ini, saya ingin membangun kesadaran bahwa stunting bisa dicegah mulai dari rumah, dari langkah kecil seperti memastikan anak makan makanan bergizi setiap hari,” ungkap Hasya.
DPL MMD UB 2025, Dego Yusa Ali, STP., M.Sc., memberikan apresiasi tinggi atas kreativitas mahasiswa dalam merancang kegiatan yang menyentuh sasaran utama. “Langkah seperti ini sangat strategis karena menyentuh langsung ibu dan kader posyandu. Harapannya kegiatan seperti ini tidak berhenti di sini, tapi bisa berlanjut melalui kader dan warga desa,” ujarnya.
Kolaborasi Antar Generasi
Kegiatan ini juga menjadi ruang kolaborasi antar generasi. Kader posyandu yang selama bertahun-tahun menjadi ujung tombak layanan kesehatan desa merasa terbantu dengan pendekatan baru dari mahasiswa, terutama penggunaan media visual yang lebih mudah dipahami. Interaksi dua arah ini memperkuat hubungan antar pihak serta membuka peluang keberlanjutan program.
Sebagai bentuk kesinambungan, Hasya menyerahkan media edukasi dalam bentuk cetak maupun digital kepada posyandu setempat. Hal ini bertujuan agar materi dapat terus disebarluaskan kepada masyarakat, sekaligus memperkuat peran posyandu sebagai pusat informasi kesehatan keluarga.
Baca juga:
Mahasiswa FILKOM UB Hadirkan Internet Sehat dan Absen Digital
Mendukung Target Nasional dan SDGs
Program ini tidak hanya berdampak pada tingkat lokal, tetapi juga sejalan dengan agenda global. Upaya pencegahan stunting yang dilakukan mahasiswa UB mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-3, yaitu menjamin kehidupan sehat dan sejahtera bagi semua usia. Lebih jauh, program ini juga mendukung target nasional pemerintah dalam menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024.
Dengan semangat kolaborasi, edukasi, dan pendekatan yang menyenangkan, kegiatan MMD UB 2025 di Desa Mulyoarjo menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa mampu hadir sebagai agen perubahan yang memberi dampak langsung bagi masyarakat. Upaya sederhana yang dilakukan melalui edukasi gizi dan pola asuh ternyata bisa menjadi langkah besar dalam membangun generasi yang sehat, cerdas, dan bebas stunting. (nid)