Kanal 24, Malang – Saat kecil, banyak orang tua sering menasihati anak-anaknya agar tidak berbicara dengan orang asing. Namun kenyataannya, ketika dewasa keterampilan itu justru sangat dibutuhkan. Terutama bagi Generasi Z yang baru memasuki dunia kerja, kemampuan untuk berbincang dengan orang baru bisa menjadi penentu keberhasilan mereka, Senin (15/09/2025). Hal ini ditegaskan oleh psikoterapis, penulis, sekaligus pembicara internasional Esther Perel. Ia menyebut bahwa keterampilan berbicara dengan orang asing adalah salah satu bekal penting yang harus dimiliki Generasi Z agar bisa bertahan dan berkembang di dunia kerja.
“Berbicara dengan orang asing adalah improvisasi, spontanitas, kebetulan, kejutan, hal baru dan keterlibatan aktif dengan hal yang tidak diketahui,” ujar Perel dalam podcast A Bit of Optimism seperti dikutip dari CNBC.
Baca juga:
Dee Lestari: Menulis Bukan Soal Bakat, tapi Keberanian Menyelesaikan
Tantangan Sosial Generasi Z
Perel menilai, ada perubahan besar dalam cara generasi muda berinteraksi. Banyak orang menganggap pekerja Gen Z sebagai alasan obrolan ringan di kantor semakin jarang terdengar. Namun di sisi lain, sebagian orang juga melihat Gen Z justru terlalu terbuka dengan kisah pribadi kepada rekan kerja. Di balik perbedaan persepsi itu, studi menunjukkan Gen Z memiliki tingkat kecemasan sosial lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya. Hal ini membuat sebagian dari mereka merasa kurang nyaman saat harus memulai obrolan santai dengan orang asing. Padahal, menurut Perel, dunia kerja penuh dengan situasi di mana seseorang harus berhadapan dengan orang baru. Mulai dari wawancara, pertemuan dengan rekan kerja, hingga interaksi dengan klien yang sebelumnya tidak dikenal.
“Setiap pekerjaan pertama adalah serangkaian percakapan dengan orang asing tanpa mengetahui apa yang sebenarnya mereka inginkan dari Anda,” jelasnya.
Latihan Jadi Kunci
Kemampuan berkomunikasi bukan sesuatu yang hadir begitu saja. Dibutuhkan keberanian untuk terus berlatih, bahkan ketika terasa canggung atau tidak nyaman. Perel menekankan bahwa berani berbicara dengan orang asing bisa membangun rasa percaya dan keterampilan komunikasi yang lebih baik. Cobalah meluangkan waktu sejenak dari rutinitas untuk melepaskan pandangan dari ponsel. Misalnya, ketika sedang mengantre di kasir atau memesan kopi, gunakan kesempatan itu untuk memulai percakapan singkat.
Menurut Perel, wajar jika awalnya terasa kikuk. Rasa tidak nyaman adalah bagian dari kehidupan. Satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah dengan mencoba berulang kali hingga akhirnya menjadi kebiasaan.
Nilai Tambah di Dunia Kerja
Kemampuan berbicara dengan orang asing tidak hanya sekadar keterampilan sosial, tetapi juga bisa menjadi nilai tambah di dunia kerja. Dengan komunikasi yang baik, seseorang lebih mudah membangun relasi, memahami rekan kerja, dan bekerja sama mencapai tujuan bersama. Simon Sinek, seorang penulis sekaligus pembicara motivasi, pernah menyarankan cara sederhana untuk membangun hubungan dengan rekan kerja baru, yaitu dengan meminta bantuan. Menurutnya, banyak orang salah kaprah karena mengira meminta bantuan adalah tanda kelemahan. Padahal, ketika seseorang diminta bantuan, ia justru merasa dipercaya dan dihargai. Selain itu, mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam juga dapat membuat obrolan terasa lebih hidup. Tidak hanya bertanya, tetapi juga menambahkan informasi baru saat merespons agar percakapan bisa terus mengalir.
Keterampilan Manusia yang Tidak Bisa Digantikan AI
Di era ketika kecerdasan buatan semakin berperan dalam pekerjaan, keterampilan bercakap justru semakin penting. Perel mencontohkan, seseorang bisa saja meminta chatbot untuk menuliskan permintaan maaf. Namun permintaan maaf itu tidak akan bermakna jika tidak disertai rasa penyesalan tulus atau komitmen untuk memperbaiki hubungan. “Di situlah letak keunggulan kompetitifnya,” ujar Perel. “Inilah hal yang sebenarnya sangat dibutuhkan orang untuk bisa saling mendukung.”
Perel menegaskan, teknologi mungkin mampu membantu dalam hal teknis, tetapi tidak dapat menggantikan sentuhan manusia dalam berkomunikasi. Justru kemampuan menjalin hubungan personal yang akan menjadi pembeda seseorang di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Baca juga:
MTN Ikon Inspirasi Gairahkan Talenta Sastra
Menyambut Dunia Kerja dengan Percaya Diri
Bagi Generasi Z, belajar berbicara dengan orang asing mungkin terasa sederhana, bahkan sepele. Namun keterampilan ini bisa menjadi penentu bagaimana mereka diterima, dihargai, dan diakui di tempat kerja. Kemampuan ini bukan hanya tentang berani membuka percakapan, tetapi juga soal membangun kepercayaan, mendengarkan, dan merespons dengan tulus. Dengan latihan yang konsisten, Gen Z bisa menjadikan keterampilan ini sebagai senjata andalan dalam menghadapi berbagai situasi profesional.
Pada akhirnya, dunia kerja bukan hanya soal keahlian teknis atau kemampuan akademis. Dunia kerja juga tentang bagaimana kita berhubungan dengan orang lain. Untuk itulah, berbicara dengan orang asing bukan lagi sekadar keberanian kecil, melainkan bekal penting untuk masa depan. (hans)