Kanal24, Malang – Regulasi keselamatan, kesehatan kerja, dan kelestarian lingkungan (K3L) harus ditanamkan sejak dini di lingkungan kampus. Universitas Brawijaya (UB) menegaskan komitmennya dalam hal ini melalui kegiatan Sosialisasi Peraturan Rektor K3L No.44 Tahun 2024 dan Pelatihan K3L Bagi Mahasiswa yang digelar di Balai Senat Lantai 2 Rektorat UB, Sabtu (20/9/2025).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Divisi K3L UB ini bertujuan menumbuhkan kesadaran mahasiswa bahwa keselamatan bukan hanya relevan di laboratorium dan ruang kuliah, tetapi juga dalam aktivitas sehari-hari dan kelak di dunia kerja.
Prof. Dr. Ir. Qomariyahus Sholihah, S.T., M.Kes., ASEAN Eng., selaku Kepala Divisi K3L UB, menekankan pentingnya budaya K3L yang disiplin dan berkesinambungan. “Mahasiswa bukan hanya di kampus tapi juga di dunia kerja harus bisa berperilaku aman, sehat, selamat, nyaman, dan bahagia. Itu yang kita dorong melalui sosialisasi dan pelatihan ini,” jelasnya.

Sejumlah materi diberikan dalam pelatihan, mulai dari sosialisasi dasar K3 di perguruan tinggi, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di laboratorium maupun lapangan, hingga edukasi keselamatan berkendara di dalam kampus dengan batas kecepatan maksimal 20 km/jam. Peserta juga mendapat pelatihan P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan) agar mampu memberikan bantuan darurat sebelum tenaga medis datang.
Tak hanya itu, pelatihan juga menyertakan simulasi kesiapsiagaan bencana bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Hal ini penting mengingat Malang merupakan kawasan rawan bencana, mulai dari gempa, erupsi gunung berapi, hingga banjir.
Prof. Qomariyahus menegaskan, semua upaya tersebut merupakan turunan dari visi misi UB sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). “Ketika setiap orang berperilaku aman dan disiplin, maka kampus hijau dan berkelanjutan akan terwujud. Dari transportasi ramah lingkungan, tata ruang kampus yang rapi, hingga zero accident,” tegasnya.

Pelatihan kali ini diikuti 50 mahasiswa lintas fakultas minimal semester 3, dipilih dari ratusan pendaftar. UB memang mewajibkan pengenalan K3L sejak dini bagi mahasiswa baru, namun kegiatan ini menyasar mahasiswa tingkat lanjut agar pemahaman mereka lebih komprehensif.
Salah satu peserta, Rizky Ja’far S., mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), menyebut kesempatan ini sangat berharga. “Tidak semua universitas memiliki unit K3, dan UB punya. Ini kesempatan langka yang bermanfaat sekali, apalagi K3L sangat relevan di kehidupan kampus maupun sehari-hari,” ujarnya.
Melalui sosialisasi dan pelatihan ini, UB berharap mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi benar-benar menumbuhkan budaya K3 dalam keseharian. Dengan begitu, universitas bukan hanya mencetak lulusan yang cerdas, tetapi juga tangguh, peduli, dan siap menghadapi risiko di dunia nyata.(Din/Tia)