KANAL24, Malang – Kajian perdana Civitas Akademika Universitas Brawijaya Mengaji Istiqomah atau CAUMI menghadirkan Ustad H. Abdurrohim Said yang memberikan pengantar kajian kitab Riyadus Sholihin pada Rabu (1/10/2025) di Perpustakaan UB.
Dalam pertemuan perdana tersebut Abdurrohim menjelaskan etika majelis dan keutamaan hadir dalam majelis ilmu.
‘Pertemuan perdana ini kami ingin sampaikan etika majels dan juga keutamaan hadir dalam majelis ilmu sebagai fondasi dasar dan motivasi kita dalam pertemuan selanjutnya,” kata Abdurrohim.
Pengurus MUI Kota Malang ini mengatakan bahwa etika majelis adalah hadir dengan ihlas, fokus dan menyimak kajian lahir batin. Ihlas dan fokus ini menurutnya hal penting sehingga materi keilmuan dapat dipahami dengan lancar.
‘Ihlas ini ini penting agar dapat fokus dalam mengaji. Apalagi Riyadus Sholihin ini materinya mengenai hadis yang mencakup banyak hal,” lanjutnya.
Sedangkan berkaitan dengan keutamaan hadir dalam majelis ilmu adalah dimudahkan jalan menuju surga, mendapatkan ketenangan, dimuliakan oleh malaikat dan menjadi orang yang mulia.
Ketenangan batin menjadi hal yang penting saat ini ditengah hiruk pikuk dinamika sosial masyarakat.
“Mengaji dapat memberikan ketenangan batin sehingga dapat menjadi energi positif bagi masyarakat,” jelasnya.
Pengajian CAUMi ini akan berlangsung setiap pekan dengan mengkaji dua kitab yaitu Riyadus Sholihin dan Ihya Ulumuddin.
Penggerak CAUMI Ustad Tibyani Brawijaya (UTB) mengatakan pengajian ini merupakan wadah bertemunya mahasiswa, dosen, tendik dan alumni untuk mengaji kitab kuning. Program ini merupakan ihtiar untuk menjadikan UB sebagai kampus yang mewadahi berbagai macam kajian termasuk kitab kuning.
“CAUMI ini hadir sebagai wadah bagi semua civitas untuk mengkaji kitab kuning sehingga dapat melengkapi wawasn keilmuan yang ada,” jelas Tibyani.
UTB berharap kegiatan ngaji ini dapat berlangsung secara konsisten dengan partisipasi dari semua civitas UB.
“Pekan depan kami majukan jamnya menjadi jam15.30 setelah asar lanjut kajian hingga magrib dan ditutup sholat magrib berjamaah,” tutup Tibyani. (sdk)