Kanal24, Malang –Tubuh wanita memiliki cara unik dalam memberi tanda sebelum datangnya menstruasi. Salah satunya adalah munculnya cairan atau lendir dari organ intim yang dikenal sebagai keputihan. Kondisi ini kerap membuat sebagian wanita bertanya-tanya, apakah keputihan menjelang haid merupakan hal yang normal atau justru tanda adanya masalah kesehatan?
Menurut Buku Ajar: Kesehatan Reproduksi Remaja (2023), keputihan merupakan mekanisme alami tubuh untuk menjaga kebersihan dan kelembaban area kewanitaan. Cairan ini membantu melindungi organ reproduksi dari infeksi, sekaligus menjadi sinyal perubahan hormonal dalam tubuh wanita.
Baca juga:
Chatbot AI Ternyata Mudah Dimanipulasi Manusia

Penyebab Keputihan Menjelang Haid
Mengutip kajian Oriza & Yulianty (2018) dalam Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, keputihan menjelang haid biasanya dipengaruhi oleh perubahan hormon estrogen dan progesteron. Fluktuasi kedua hormon ini menyebabkan produksi cairan alami lebih terlihat. Selain itu, keputihan juga bisa muncul saat masa ovulasi, yakni sekitar hari ke-10 hingga ke-14 pada siklus menstruasi 28 hari.
Dengan demikian, keputihan menjelang haid umumnya adalah indikator alami tubuh yang menandakan siklus menstruasi sedang berjalan normal.
Ciri Keputihan Normal Menjelang Haid
Keputihan fisiologis atau normal dapat dikenali melalui beberapa ciri:
- Warna: Putih susu, bening, atau sedikit kekuningan.
- Tekstur: Kental, lengket, atau licin.
- Bau: Tidak berbau menyengat.
- Volume: Tidak berlebihan, rata-rata sekitar 4 ml per hari.
Faktor seperti stres, diet, aktivitas seksual, hingga penggunaan kontrasepsi juga dapat memengaruhi jumlah cairan yang keluar.
Bedakan dengan Keputihan Tanda Kehamilan
Keputihan juga sering dikaitkan dengan tanda awal kehamilan. Menurut Midwife Journal (2017), perbedaannya bisa dilihat dari:
- Tekstur: Keputihan sebelum haid lebih kental, sementara tanda hamil lebih encer.
- Warna: Menjelang haid cenderung kekuningan, tanda hamil biasanya putih susu atau bening.
- Jumlah: Saat hamil biasanya lebih banyak karena berfungsi melindungi rahim dari bakteri.
Kapan Harus Waspada?
Tidak semua keputihan menandakan kondisi normal. Menurut penelitian yang dimuat dalam Jurnal Skala Husada (2016), keputihan abnormal bisa menjadi tanda infeksi saluran reproduksi. Ciri-cirinya antara lain:
- Warna berubah menjadi hijau, abu-abu, atau berbusa.
- Bau amis atau busuk yang menyengat.
- Tekstur menggumpal atau berbusa.
- Disertai gejala lain seperti gatal, nyeri, panas, atau demam.
Kondisi tersebut bisa dipicu oleh infeksi jamur, bakteri, penyakit menular seksual, hingga kanker serviks. Jika keputihan disertai gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri ke tenaga medis agar mendapat penanganan tepat.
Pentingnya Kesadaran
Mengenali keputihan tanda mau haid bukan sekadar soal persiapan pembalut atau menstrual cup, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap kesehatan organ reproduksi. Dengan memahami perbedaan antara keputihan normal dan tidak normal, wanita bisa lebih sigap menjaga kebersihan area kewanitaan sekaligus mencegah risiko gangguan kesehatan serius. (dht)