Kanal24, Malang – Di tengah meningkatnya krisis lingkungan akibat limbah rumah tangga, langkah kecil sering kali menjadi awal perubahan besar. Salah satunya datang dari Universitas Brawijaya (UB) melalui program pengabdian masyarakat mengubah minyak jelantah, limbah yang kerap diabaikan, menjadi sabun cair bernilai guna. Upaya ini menjadi pendidikan ekologis yang menanamkan tanggung jawab lingkungan sejak dini.
Di era ketika kesadaran terhadap pengelolaan limbah masih rendah, terutama di tingkat sekolah, kegiatan ini menjadi contoh bagaimana ilmu pengetahuan diterjemahkan menjadi aksi berkelanjutan. UB mengajak generasi muda berpikir kritis dan kreatif dalam mengolah potensi yang selama ini dianggap sampah.
Kegiatan bertajuk “Pelatihan Pembuatan Sabun Cair dari Minyak Jelantah” ini digelar oleh Tim Dosen Departemen Teknik Kimia UB di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen (13/8/2025). Sebanyak 10 siswa dan para guru mengikuti pelatihan dengan antusias. Kegiatan yang diketuai oleh Ir. Wa Ode Cakra Nirwana, S.T., M.T., Ph.D. ini resmi dibuka oleh Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen, Ivayanti Maysarah, S.T.
“Program ini sejalan dengan visi kami untuk melahirkan siswa kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan,” ujarnya.
Rangkaian pelatihan diawali dengan edukasi mengenai dampak buruk pembuangan minyak jelantah sembarangan yang disampaikan oleh Dr. Safrina Hapsari, S.T., M.T. Ia menegaskan bahwa kebiasaan membuang minyak bekas masak tanpa pengolahan dapat menimbulkan bahaya serius bagi lingkungan.
“Minyak jelantah yang dibuang sembarangan bisa mencemari tanah dan air, bahkan menyumbat saluran pipa. Padahal, jika dikelola dengan benar, limbah ini justru bisa menjadi bahan baku produk yang berguna, seperti sabun cair,” jelasnya. Maka Solusinya adalah mengolah jelantah menjadi sabun cair ramah lingkungan yang bernilai ekonomi.
Peserta juga mendapatkan materi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di laboratorium dari Ir. Wa Ode Cakra Nirwana sebelum praktik langsung membuat sabun cair dengan bimbingan mahasiswa Teknik Kimia UB. Suasana praktik berlangsung penuh semangat dan rasa ingin tahu.
“Awalnya saya kira membuat sabun itu sulit, ternyata mudah sekali. Bahannya juga gampang didapat. Saya ingin mencoba membuatnya lagi di rumah,” ujar salah satu siswi.
Program ini tak hanya melatih keterampilan, tetapi juga membentuk kesadaran ekologi dan wirausaha. Sabun hasil produksi siswa berpotensi digunakan di lingkungan sekolah atau dikembangkan sebagai produk usaha mandiri.
Inisiatif ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 9: Industry, Innovation and Infrastructure melalui inovasi pengolahan limbah, serta SDG 17: Partnerships for the Goals lewat kolaborasi antara universitas dan sekolah dalam menciptakan perubahan berkelanjutan.