Kanal24, Malang – Upaya memperkuat sinergi antara dunia akademik dan industri kembali diwujudkan melalui forum bertajuk “Exploring Collaboration in Graphene IoT and Artificial Intelligent for Indonesia’s Industrial Transformation” yang diselenggarakan oleh Direktorat Inovasi, Kebijakan, dan Sistem Transformasi (DIKST) Universitas Brawijaya melalui program REIN Connect. Kegiatan ini berlangsung pada Senin (6/10/2025) di Ruang Meeting DIKST, Gedung Layanan Bersama lantai 2, dan dihadiri oleh para akademisi, peneliti, serta pelaku industri teknologi.
Dalam forum ini Universitas Brawijaya membuka ruang sinergi dengan Ravelware — perusahaan rintisan berbasis riset yang mengusung visi memperkuat ekosistem teknologi nasional. Melalui inisiatif ini, Ravelware memperkenalkan konsep REAL Collaboration, sebuah pendekatan kolaboratif yang menekankan integrasi riset, pengembangan produk, dan implementasi teknologi secara nyata di lingkungan industri dan pendidikan.
Baca juga:
PKP Internal UB Dorong Ormawa Berprestasi Nasional

Menghubungkan Inovasi Kampus dan Kebutuhan Industri
Kepala Subdirektorat Inovasi dan Transfer Teknologi (PITT) DIKST Dias Satria, SE., M.App.Ec., Ph.D,menjelaskan bahwa forum ini merupakan bagian dari agenda REIN Connect (Research and Innovation Connection), sebuah inisiatif yang memfasilitasi pertemuan antara inventor UB dengan pelaku industri. Tujuannya adalah menciptakan pola kerja berbasis kebutuhan industri atau working backwards, agar inovasi kampus benar-benar sesuai dengan real market demand.
“Kita ingin membangun prototipe inovasi yang bisa terhilirisasi secara nyata. Dengan menghadirkan industri yang kompeten seperti Ravelware, kita bisa memahami kebutuhan pasar yang sesungguhnya dan menyiapkan langkah-langkah legal serta fasilitas pendukung agar kolaborasi berjalan efektif,” ujar Dias.
Ia menambahkan bahwa pendekatan ini menjadi strategi kunci agar invensi di UB tidak hanya berhenti pada publikasi akademik, melainkan menghasilkan produk berdaya saing yang dapat digunakan masyarakat dan sektor industri secara luas.
Ravelware: Sinergi Graphene, IoT, dan AI untuk Industri
Sementara itu, Rendy Budi Wicaksono, Founder Ravelware menjelaskan bahwa pihaknya melihat Universitas Brawijaya sebagai mitra potensial dalam memperkuat inovasi teknologi di Indonesia. Menurutnya, kerja sama antara universitas dan industri akan menjadikan produk-produk teknologi dalam negeri lebih kompetitif di pasar global.
“Kolaborasi ini bukan hanya soal riset, tapi juga implementasi. Kami membuka peluang joint research, magang mahasiswa, hingga paten bersama. Semua ini berangkat dari kebutuhan nyata pelanggan di berbagai sektor — mulai dari manufaktur, oil and gas, keuangan, hingga pertahanan,” ujarnya.
Ia menjabarkan bahwa fokus utama kolaborasi dengan UB adalah pengembangan teknologi berbasis Graphene IoT yang dipadukan dengan kecerdasan buatan (AI). Kombinasi ini dinilai mampu menjawab tantangan industri di Indonesia yang menuntut efisiensi, kecepatan, dan integrasi data secara real time.
Sebagai contoh, Rendy memaparkan rencana penggunaan material graphene untuk menciptakan RFID tag cerdas yang dapat diterapkan di industri manufaktur besar seperti Astra Group. Data dari tag tersebut akan diolah menggunakan AI untuk menghasilkan analisis yang membantu perusahaan meningkatkan produktivitas dan pengawasan rantai pasok.
REAL Collaboration untuk Akselerasi Hilirisasi
Melalui forum ini, Ravelware memperkenalkan konsep REAL Collaboration yang menjadi fondasi arah kerja sama dengan UB. “R” berarti Recovering Indonesia’s Innovation Credentials, “E” adalah Expansion of Business through Science-based Products, “A” untuk Actual Demand Product, dan “L” menandakan Laboratory Integration yang memungkinkan kedua pihak memanfaatkan fasilitas riset secara cepat dan efisien.
“Harapan kami, kedua pihak dapat menggunakan laboratorium secara bebas dan cepat, karena untuk meningkatkan Technology Readiness Level dibutuhkan interaksi yang intens dan instrumen yang mendukung,” jelas Rendy.
Konsep ini, lanjutnya, diharapkan menjadi tonggak percepatan hilirisasi hasil riset perguruan tinggi yang selama ini kerap terkendala di tahap implementasi industri.

Baca juga:
Expo PKM-BOX 2025 Tumbuhkan Semangat Wirausaha Mahasiswa FTP
Langkah Konkret Menuju Ekosistem Inovasi Nasional
Kegiatan ini ditutup dengan sesi diskusi terbuka antara inventor, dosen, dan perwakilan industri yang menghasilkan sejumlah ide awal kolaborasi riset. Kedua pihak berencana menindaklanjuti pertemuan ini dengan penyusunan proposal bersama yang akan difinalisasi pada akhir Oktober 2025.
Dias menegaskan, REIN Connect akan menjadi forum rutin agar hubungan antara inovator UB dan mitra industri tetap aktif serta berorientasi pada pengembangan teknologi aplikatif.
Melalui langkah konkret ini, Universitas Brawijaya bersama Ravelware menunjukkan komitmen nyata dalam memperkuat ekosistem inovasi nasional dengan menjembatani antara hasil riset kampus dan kebutuhan industri, demi mewujudkan transformasi industri Indonesia yang berdaya saing global. (nid/tia)