Kanal24, Malang—baik dalam konteks formal maupun informal—bukanlah pekerjaan ringan. Mereka yang berada di garda terdepan merawat orang lain, yang kita kenal sebagai caregiver, kerap mengorbankan waktu, tenaga, bahkan kesehatan mentalnya demi kesejahteraan orang yang dirawat. Namun, di balik pengorbanan tersebut, ada risiko besar yang sering kali luput dari perhatian: stres berkepanjangan hingga burnout. Banyak caregiver menempatkan kebutuhan diri sendiri di urutan paling belakang. Padahal, kesehatan tubuh dan ketenangan batin mereka sama pentingnya dengan kesehatan orang yang mereka rawat. Apabila kondisi ini dibiarkan, risiko depresi, kelelahan kronis, bahkan pikiran ekstrem bisa muncul.
“Budaya yang menempatkan caregiver layaknya superhero, hanya menolong tanpa boleh ditolong, adalah stigma berbahaya,” tegas dr. Leonita Ariesta Putri, Sp.KJ, MSc dari RS AZRA Bogor dan Klinik SOS Medika. “Caregiver juga manusia yang berhak ditolong.”
Baca juga:
Inflasi Oktober 2025: 26 Provinsi Alami Kenaikan Harga
Strategi Praktis Meredakan Burnout
Selain mendapatkan dukungan profesional seperti konseling atau terapi kesehatan mental, dr. Leonita membagikan sejumlah langkah sederhana yang bisa dilakukan caregiver untuk menenangkan diri di tengah padatnya aktivitas:
- Latihan Pernapasan Terarah
Mengatur napas dengan teknik sederhana dapat membantu menenangkan tubuh. Tarik napas dalam melalui hidung, tahan sejenak, lalu hembuskan perlahan melalui mulut. Bagi yang kesulitan, latihan ini bisa dibantu dengan alat sederhana seperti sedotan agar lebih terasa nyata. - Visualisasi Positif
Membayangkan tempat aman, nyaman, atau mengingat memori-memori indah dapat menjadi cara efektif untuk menenangkan pikiran. Strategi kognitif ini membantu mengalihkan fokus dari tekanan yang sedang dialami. - Menyalurkan Emosi Melalui Gerakan
Bagi orang yang cenderung kinestetik, emosi yang intens dapat dilepaskan dengan aktivitas fisik ringan, misalnya mendorong tembok atau melakukan peregangan sederhana. Cara ini membantu ketegangan tubuh perlahan mereda. - Teknik Grounding
Ketika pikiran terasa kosong atau justru penuh dengan kecemasan, grounding bisa membantu mengembalikan kesadaran ke momen saat ini. Merasakan pijakan kaki, mengaktifkan panca indera, dan fokus pada sekitar membantu tubuh menyadari keberadaan “di sini” dan “sekarang.” - Menjalin Relasi atau Koneksi Sosial
Koneksi sederhana, seperti mengirim pesan singkat untuk mengobrol dengan teman, bisa memberi rasa lega. Jika tak memungkinkan, caregiver bisa merekam voice note tentang isi hati mereka lalu mendengarkannya kembali sebagai bentuk self-compassion.
“Proses mendengarkan diri sendiri saja sudah menjadi pengalaman penting,” kata dr. Leonita.
Mengubah Perspektif: Caregiver Juga Perlu Ditolong
Menurut dr. Leonita, banyak caregiver yang enggan mencari bantuan karena rasa malu atau bersalah. “Padahal, mencari bantuan bukan berarti egois atau lemah. Justru itu adalah bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri agar tetap mampu hadir untuk orang yang dirawat,” tegasnya. Caregiver sering kali bekerja di bawah tekanan besar, mulai dari tuntutan ekonomi, kurangnya dukungan pasangan, hingga keterbatasan akses pada layanan kesehatan. Kasus tragis di Desa Kiangroke, Kabupaten Bandung—seorang ibu yang tertekan oleh masalah ekonomi, utang, dan ketiadaan dukungan hingga berujung pada tindakan ekstrem—menjadi peringatan nyata betapa seriusnya dampak tekanan mental yang dialami para perawat keluarga.
Upaya Sistemik Menguatkan Ekosistem Perawatan
Kesadaran akan pentingnya mendukung caregiver kini mulai direspons pemerintah. Pada Juni lalu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) meluncurkan Kelompok Kerja (Pokja) Ekonomi Perawatan sebagai tindak lanjut Peta Jalan Ekonomi Perawatan Indonesia 2025–2045. Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperkuat ekosistem kerja perawatan dan perlindungan bagi semua pihak yang berkecimpung di dalamnya, terutama perempuan. Namun, kebijakan semata tak cukup. Kita semua perlu mengasah empati dan menjadi pendengar yang baik bagi teman-teman caregiver di sekitar kita.
Pesan untuk Para Caregiver: Kalian Tidak Sendirian
Depresi dan burnout bukanlah persoalan sepele, tetapi bisa diatasi. Jika Anda atau orang di sekitar menunjukkan tanda-tanda stres berat atau tendensi menyakiti diri, penting untuk segera menghubungi profesional kesehatan mental seperti psikolog, psikiater, atau klinik kesehatan jiwa.
Bagi para caregiver, ingatlah: kerja kalian luar biasa. Jangan pernah merasa bersalah untuk menyayangi diri sendiri dan mencari pertolongan. Karena hanya dengan tubuh dan jiwa yang sehat, kalian bisa terus hadir dengan sepenuh hati bagi orang yang kalian rawat. (snd)










