Kanal24, Malang – Indonesia tengah mengintensifkan kerja sama ekonomi strategis dengan para pebisnis dan investor dari kawasan Guangzhou, Tiongkok. Forum bertajuk Indonesia–Guangdong Business Forum, yang digelar oleh Perhimpunan Persahabatan Indonesia Tiongkok (PPIT) bersama Perhimpunan Promosi Perdagangan Guangdong (PPIG) di ICE BSD, Jakarta, menjadi tonggak penting untuk mempererat relasi ekonomi ini.
Peluang Ekonomi dan Investasi
Ketua Umum PPIT Ambassador Al Busjra, menegaskan komitmen kuat Indonesia untuk memperluas kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi khususnya dengan pelaku usaha dari Guangzhou.
Baca juga:
Adaro Buka Lowongan untuk Fresh Graduate Energi Nasional
Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Iqbal Shoffan Shofwan menyoroti bahwa Indonesia memiliki keunggulan besar: sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara dengan 280 juta jiwa serta kelas menengah yang terus tumbuh.
Lebih lanjut, Iqbal menjelaskan bahwa Indonesia kini fokus pada hilirisasi industri dan pengembangan sektor strategis seperti energi terbarukan, baterai, kendaraan listrik, serta pertanian modern.
Mengapa Guangzhou?
Guangzhou dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan di Tiongkok — banyak produk dari sana yang beredar di Indonesia maupun negara lain.
Dengan adanya forum ini, Indonesia berharap dapat memanfaatkan jalur distribusi dan jaringan perdagangan Guangzhou agar produk-produk Indonesia juga bisa menembus pasar Guangdong dan sekitarnya.
Lebih dari Sekadar Investasi
Penasehat PPIT, Rahmat Soekasah, melontarkan bahwa kerja sama ini bukan hanya soal jumlah proyek atau nilai investasi semata, tetapi jauh lebih penting yakni membangun kepercayaan dan menciptakan kemitraan jangka panjang.
“H[forum] ini bukan hanya tentang bisnis, tetapi tentang membangun kepercayaan. Kami ingin para investor melihat Indonesia bukan hanya sebagai tempat berbisnis, tetapi sebagai mitra strategis jangka panjang yang siap tumbuh bersama,” ujar Rahmat.
Tantangan dan Fokus ke Depan
Meski potensi besar terbuka, tetap ada sejumlah tantangan yang mesti dihadapi, antara lain soal regulasi investasi, persaingan global, serta kebutuhan untuk memastikan bahwa investasinya nyata memberikan manfaat bagi pembangunan nasional — bukan hanya sekedar masuk modal.
Indonesia harus bisa menunjukkan bahwa sektor-strategis seperti energi terbarukan dan kendaraan listrik tidak hanya menjadi slogan, tetapi berjalan dengan konkret: infrastruktur, rantai nilai lokal, dan ekosistem yang mendukung.
Dengan menarik investor Guangzhou dan sekitarnya, Indonesia juga dituntut agar mampu mempertahankan daya saing — baik dari sisi biaya, kualitas, maupun logistik.
Signifikansi untuk Indonesia
Langkah ini punya implikasi yang cukup luas:
- Memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi investasi strategis di Asia Tenggara.
- Mengoptimalkan potensi pasar domestik besar dan pertumbuhan kelas menengah yang cepat.
- Mendukung transformasi ekonomi Indonesia menuju industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.
- Mendorong ekspor produk-Indonesia ke pasar Tiongkok melalui kanal Guangzhou/Guangdong yang sudah mapan.
Forum Indonesia–Guangdong Business Forum mencerminkan bahwa Indonesia tidak hanya membuka pintu bagi investasi, tetapi ingin menjalin kemitraan yang lebih dalam, berkelanjutan, dan saling menguntungkan. Dengan potensi pasar yang besar dan fokus pada sektor-strategis masa depan, kerjasama ini bisa menjadi katalis utama untuk percepatan transformasi ekonomi Indonesia. Namun, keberhasilan jangka panjang akan bergantung pada kemampuan membangun kepercayaan, efisiensi regulasi, dan menciptakan nilai tambah lokal. (nid)










