Kanal24, Solo — Di tengah meningkatnya tren wellness tourism dunia, Ketua Malang Health Tourism Board (MHTB), Ardantya Syahreza, menegaskan potensi besar Malang Raya untuk menjadi destinasi pariwisata kesehatan berkelas internasional. Menghadiri undangan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Ardantya memanfaatkan momentum strategis di ajang “Wonderful Indonesia Wellness” (WIW) di Taman Balekambang, Solo, untuk langsung melobi pemerintah pusat.
Baginya, masa depan pariwisata bukan sekadar tentang keindahan alam, tetapi tentang gaya hidup sehat dan keseimbangan jiwa-raga. “Saya sampaikan dan ingatkan Ibu Menteri, bahwa next-nya adalah Malang Raya yang harus menjadi fokus pengembangan sebagai pusat destinasi health tourism,” ujar Ardantya usai berbincang langsung dengan Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana.

Lobi strategis tersebut langsung mendapat sambutan positif. “Bu Menteri langsung merespon, ‘Ah iya, yuk kapan yuk next kita ke Malang.’ Ini sinyal hijau dan suntikan semangat bagi kami untuk berlari lebih kencang,” tegas Ardantya, yang dikenal aktif menjalin jejaring lintas kementerian dan pelaku industri nasional.
“Wonderful Indonesia Wellness”: Gerakan Nasional Pariwisata Sehat
Program WIW yang dihadiri Ardantya merupakan inisiatif unggulan Kemenparekraf untuk mengukuhkan Indonesia sebagai destinasi wellness terkemuka dunia. Selama satu bulan penuh di November, kegiatan akan berpusat di Solo dan Yogyakarta, menonjolkan konsep kebugaran holistik yang menyentuh tiga aspek: fisik, mental, dan spiritual.
Peserta akan menikmati berbagai pengalaman relaksasi berbasis budaya Nusantara — mulai dari terapi musik gamelan, yoga tradisional, hingga praktik kearifan lokal yang menenangkan pikiran. Program ini tidak hanya untuk kebugaran fisik, tetapi juga menyentuh aspek mental healing dan ketenangan jiwa.
Inisiatif ini dianggap sejalan dengan arah pengembangan Malang Raya yang dikenal memiliki lanskap alam sejuk, fasilitas kesehatan memadai, serta ekosistem akademik dan wisata yang kuat. Ardantya menilai, jika disinergikan dengan konsep WIW, Malang berpotensi menjadi laboratorium hidup untuk pariwisata berbasis kesehatan.

Kolaborasi Solo–Malang: Dari Gagasan ke Gerakan
Selain berinteraksi dengan Kemenparekraf, Ardantya juga memperkuat jejaring antar daerah. Dalam kesempatan yang sama, ia bertemu dengan Walikota Solo, Respati Ardi, dan langsung menyepakati sinergi penguatan ekosistem health tourism.
“Kami sepakat untuk sama-sama menguatkan ekosistem Health Tourism Board di Solo dan Malang. Siap dong, sesama keluarga besar HIPMI harus saling support dan berkolaborasi membangun daerah,” ungkap Ardantya.
Kolaborasi ini tidak berhenti pada tataran wacana. Ardantya menjelaskan bahwa MHTB tengah menyiapkan rencana strategis untuk menghubungkan potensi layanan medis, spa alami, kuliner sehat, hingga wisata edukasi di Malang Raya dalam satu paket health tourism ecosystem.
Langkah “jemput bola” yang dilakukan Ardantya di Solo menegaskan karakternya sebagai pemimpin yang visioner dan eksekutor. Ia tidak hanya mengusung ide, tetapi membangun jembatan konkret antara pusat dan daerah untuk menempatkan Malang di peta pariwisata kesehatan dunia.
“Kalau Solo dan Jogja sudah memulai, maka Malang harus siap melengkapi dengan kekuatan alam dan infrastrukturnya. Kita ingin menunjukkan bahwa Indonesia, khususnya Jawa Timur, punya potensi besar menjadi pemain global di sektor wellness tourism,” pungkasnya.(Din)










