Kanal24, Malang — Di tengah pesatnya perkembangan teknologi kesehatan global, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Brawijaya (UB) menegaskan komitmennya untuk tetap menjadi garda depan inovasi riset kedokteran gigi di Indonesia. Melalui The 7th International Conference on Brawijaya Dentistry (ICBD) 2025, FKG UB berupaya menjembatani kolaborasi akademik lintas negara dengan menyoroti peran artificial intelligence (AI) dan nanoteknologi dalam pengembangan ilmu dan praktik kedokteran gigi modern.
Konferensi yang berlangsung di Hotel Atria Malang mulai 1-2 November 2025 ini menjadi forum ilmiah berskala internasional yang mempertemukan akademisi, praktisi, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai negara. Rangkaian kegiatan terdiri atas workshop, sesi konferensi ilmiah, serta diskusi tematik yang berfokus pada riset dan aplikasi teknologi mutakhir dalam dunia kedokteran gigi.

Ketua pelaksana ICBD 2025, drg. Fredy Mardiyantoro, Sp.BMM., M.Kes., Ph.D., menjelaskan bahwa konferensi tahun ini menghadirkan pembicara dari sejumlah universitas ternama di dalam dan luar negeri seperti Universitas Sumatera Utara, Universitas Hasanuddin, Universiti Teknologi MARA (Malaysia), Taiwan Medical University, dan Tohoku University (Jepang).
“ICBD tahun 2025 ini lebih berfokus pada artificial intelligence dan nanoteknologi di bidang kedokteran gigi. Harapannya, saat kita melakukan perawatan pasien, tidak hanya mengandalkan pendekatan medis, tetapi juga berkolaborasi dengan teknologi yang berkembang pesat,” ujarnya (1/11/2025).
Fredy menambahkan, FKG UB tengah memperkuat kemitraan riset dengan beberapa universitas di Asia Timur. “Saat ini kami intens berjejaring dengan universitas-universitas di Taiwan, Malaysia, dan Jepang, karena ketiganya memiliki fokus riset yang sejalan dengan visi kami,” tambahnya.
Menurutnya, konferensi ini bukan hanya ajang akademik, melainkan juga sarana bagi mahasiswa S1 hingga S3 untuk memperluas perspektif dan memperkuat pemahaman riset lintas disiplin. “Topiknya tidak hanya untuk dokter gigi, tapi juga relevan bagi peneliti dan mahasiswa yang tertarik pada inovasi di bidang kesehatan secara umum,” ujarnya.

Kolaborasi Global untuk Mendorong Inovasi
Dekan FKG UB, Dr. drg. Yuanita Lely Rachmawati, M.Kes., menegaskan bahwa ICBD 2025 menjadi momentum penting dalam memperluas jejaring kolaborasi internasional FKG UB. “Semua narasumber yang hadir sudah lama menjadi mitra FKG UB, dan ke depan kami akan mengembangkan kemitraan baru melalui kolaborasi riset maupun pertukaran staf pengajar,” ungkapnya.
Dengan mengangkat tema besar tentang inovasi dan kolaborasi, Yuanita berharap forum ilmiah ini dapat menghasilkan ide dan penelitian yang aplikatif. “Kami ingin hasil diskusi dan riset di forum ini mampu memajukan teknologi kedokteran gigi dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” tuturnya.
Ia menambahkan, perkembangan teknologi kesehatan yang sangat cepat menuntut dunia akademik untuk adaptif dan visioner. “FKG UB akan terus berpacu mengikuti perkembangan teknologi global agar penelitian-penelitian yang dilakukan dosen dapat mendukung kemajuan di bidang kedokteran gigi dan diwujudkan dalam pengabdian masyarakat,” ujarnya.

UB Bangun Reputasi Akademik Internasional
Sementara itu, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., menegaskan bahwa penyelenggaraan ICBD ke-7 ini menjadi bukti konsistensi FKG UB dalam membangun reputasi internasional kampus.
“Saya mengucapkan selamat kepada Bu Dekan dan seluruh sivitas FKG atas terselenggaranya konferensi internasional ini. Konsistensi FKG dalam bekerja sama dengan mitra global menunjukkan komitmen UB dalam membangun kultur akademik yang kuat sekaligus memperluas jejaring internasional,” kata Rektor.

Menurutnya, konferensi seperti ICBD tidak hanya berperan dalam branding fakultas, tetapi juga memperkuat ekosistem kolaboratif antara akademisi, peneliti, dan industri. “Langkah ini sangat penting untuk membangun jejaring mitra kerja agar dosen dan mahasiswa kita bisa saling belajar, bertukar informasi, serta mengembangkan inovasi dan teknologi,” jelas Prof. Widodo.
Ia menekankan, UB mendukung penuh inisiatif fakultas-fakultas yang aktif menggelar konferensi internasional. “Inilah wujud universitas berdampak — ketika riset dan kolaborasi akademik benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tegasnya.
Melalui ICBD 2025, FKG UB menunjukkan keseriusan untuk menempatkan teknologi cerdas dan inovasi material nano sebagai masa depan kedokteran gigi Indonesia. Fokus pada AI dentistry dan nanoteknologi diharapkan mampu mempercepat diagnosis, meningkatkan akurasi perawatan, serta menciptakan sistem pelayanan gigi yang lebih efisien dan terjangkau.
Dengan jejaring riset yang kian luas dan kolaborasi internasional yang terus diperkuat, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya meneguhkan posisinya sebagai salah satu pusat pengembangan ilmu kedokteran gigi modern di Asia Tenggara — tempat di mana sains, teknologi, dan kemanusiaan berpadu untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.(Din/Nid)










