Kanal24, Malang — Organisasi mahasiswa Pusat Riset dan Kajian Ilmiah Mahasiswa (PRISMA) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) menjadi salah satu tim yang mengikuti Visitasi Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2025 oleh Direktorat Belmawa RI. Tim PRISMA FP UB , ini menjadi ajang pembuktian peran mahasiswa pertanian dalam menghadirkan solusi inovatif berbasis riset dan pemberdayaan masyarakat.
Ketua Umum PRISMA FP UB, Hafiz Okta Ramadhan, menjelaskan bahwa timnya membawa proyek bertajuk “Si Village: Inovasi Kampung Jeruk Berbasis Edupreneurship dengan Metode Diversifikasi Produk Seribu Olahan Jeruk”. Program ini berangkat dari hasil riset lapangan terhadap potensi dan permasalahan petani jeruk di Desa Petungsewu yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal.
“Kami melihat tingginya produksi jeruk di Petungsewu belum diimbangi dengan diversifikasi produk. Melalui PPK Ormawa, kami ingin meningkatkan nilai tambah buah jeruk lewat inovasi produk olahan yang bisa memperkuat kemandirian desa,” jelas Hafiz.
Dalam tahap perencanaan, tim PRISMA melakukan validasi langsung dengan petani, pemerintah desa, dan kelompok PKK untuk memetakan kebutuhan serta peluang yang ada. Dari hasil riset tersebut, muncul empat produk unggulan turunan jeruk yang dikembangkan, yaitu:
- SiDer (Citrus Powder) – bubuk sari jeruk untuk bahan minuman dan pangan,
- SiDrink (Citrus Drink) – minuman siap saji dari sari buah jeruk segar,
- SiBric (Citrus Briquette) – briket energi dari limbah daun dan ranting jeruk,
- SiSkip (Citrus Chips) – keripik kulit jeruk yang diolah menjadi camilan bernilai ekonomi.
“Kami ingin mengubah paradigma bahwa limbah jeruk tidak bernilai. Justru, limbah seperti daun dan kulit bisa menjadi produk ramah lingkungan dengan nilai jual tinggi,” ujar Hafiz.
Program “Si Village” dirancang tidak hanya untuk menghasilkan produk inovatif, tetapi juga sebagai wadah edupreneurship yang melatih masyarakat desa mengembangkan potensi lokal berbasis pengetahuan ilmiah. PRISMA FP UB berkomitmen menjadikan program ini berkelanjutan hingga dua hingga tiga tahun ke depan, dengan model penguatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan kewirausahaan.
“Harapan kami, program ini bisa terus berjalan bahkan setelah PPK Ormawa selesai. Desa Petungsewu diharapkan menjadi contoh Desa Berdikari yang mandiri secara ekonomi berkat inovasi mahasiswa dan sinergi dengan masyarakat,” tambahnya.
Visitasi Belmawa ini merupakan bagian dari penilaian tahap akhir terhadap pelaksanaan PPK Ormawa 2025. Melalui kegiatan ini, PRISMA FP UB menunjukkan bahwa riset mahasiswa bukan hanya berhenti di laboratorium, tetapi dapat menjadi instrumen nyata dalam membangun kemandirian desa berbasis inovasi hijau dan keberlanjutan.(DIn/Pgh)










