Kanal24, Malang – Dalam upaya memperkuat kolaborasi akademik internasional dan mendorong transformasi tata kelola publik di era digital, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) kembali menggelar International Conference on Public Administration and Governance (ICoPAG) 2025. Konferensi ini menjadi forum ilmiah bergengsi yang mempertemukan para pakar, akademisi, dan praktisi dari berbagai negara untuk membahas arah baru pelayanan publik yang lebih cerdas, adil, dan terhubung.
Acara yang berlangsung pada Kamis (06/11/2025) ini digelar secara hybrid di Universitas Brawijaya, Malang, serta disiarkan melalui Zoom Meeting. Tahun ini, ICoPAG memasuki edisi kelima dan menjadi bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-63 Universitas Brawijaya, menjadikannya semakin istimewa baik dari sisi penyelenggaraan maupun partisipasi global yang meluas.

Mengusung Tema “Smart, Just, and Connected”
Konferensi internasional tahun ini mengangkat tema “Smart, Just, and Connected: Advancing Public Services, Learning, and Knowledge in the 21st Century.” Tema ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas disiplin ilmu untuk menghadapi kompleksitas tantangan sosial dan pemerintahan di masa kini.
Menurut Aulia Luqman Aziz, SS., S.Pd., M.Pd., dosen FIA sekaligus panitia ICoPAG 2025, tema ini merepresentasikan semangat sinergi di era modern. “Sekarang adalah eranya kolaborasi, eranya sinergi. Disiplin keilmuan tidak seharusnya berdiri sendiri untuk menyelesaikan berbagai masalah masyarakat dan bangsa yang semakin kompleks,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa konferensi ini tidak hanya membahas isu administrasi publik, tetapi juga mengintegrasikan bidang ilmu lain seperti ilmu perpustakaan, administrasi pendidikan, ekonomi, bisnis, kesehatan publik, dan kesehatan mental. Pendekatan interdisipliner ini diharapkan dapat menghasilkan solusi yang lebih komprehensif untuk tantangan global.
Partisipasi Global dari Berbagai Negara
Sebagai salah satu ajang akademik terbesar di bidang administrasi publik di Indonesia, ICoPAG 2025 mencatat antusiasme luar biasa dari kalangan akademisi internasional. Tahun ini, konferensi diikuti oleh lebih dari 10 negara, baik melalui kehadiran langsung maupun daring.
Sebanyak 83 paper ilmiah disubmit dan dipresentasikan, mencerminkan luasnya minat terhadap tema yang diangkat. Paper-paper tersebut membahas isu mulai dari tata kelola digital pemerintahan, inovasi pelayanan publik, transformasi pendidikan, hingga strategi kebijakan untuk kesejahteraan sosial.
“Alhamdulillah, peserta kami tahun ini sangat beragam. Ada dari Indonesia, Malaysia, Afrika Selatan, Korea Selatan, hingga Turki. Kami ingin menjadikan forum ini tempat bertukar pikiran yang produktif dan penuh gagasan segar,” tambah Aulia.
Pembicara Terkemuka dari Lima Negara
ICoPAG 2025 menghadirkan deretan pembicara internasional yang mewakili berbagai bidang keilmuan dan perspektif global. Dari Afrika Selatan, hadir Prof. Zamokuhle Mbandlwa dari Durban University of Technology yang dikenal aktif meneliti isu-isu tata kelola dan kepemimpinan publik di negara berkembang. Sementara dari Indonesia, Prof. Andy Fefta Wijaya, MDA., Ph.D., guru besar Universitas Brawijaya, turut menjadi salah satu pembicara utama yang akan membahas arah kebijakan publik menuju tata kelola pemerintahan yang berkelanjutan dan inklusif.
Konferensi ini juga menghadirkan Assoc. Prof. Dr. Corrienna Abdul Talib dari Universiti Teknologi Malaysia yang fokus pada riset inovasi pendidikan dan penguatan kapasitas institusi publik di Asia Tenggara. Dari Korea Selatan, Prof. Gi-Heon Kwon, Ph.D. dari Sungkyunkwan University akan berbagi pandangan mengenai digitalisasi pemerintahan dan transformasi pelayanan publik berbasis teknologi. Tak kalah menarik, Dr. Miray Dogan dari Canakkale Onsekiz Mart University, Turkey juga berpartisipasi, membawa perspektif Eropa mengenai peran kebijakan sosial dalam memperkuat kesejahteraan masyarakat.
Selain para akademisi tersebut, panitia juga menjadwalkan kehadiran Sherly Tjandia Laos, Gubernur Provinsi Maluku Utara, sebagai keynote speaker. Kehadirannya diharapkan memberikan pandangan dari sisi praktisi pemerintahan daerah tentang implementasi kebijakan publik yang adaptif dan berbasis keadilan sosial. Kehadiran para pembicara lintas negara ini menegaskan posisi ICoPAG sebagai forum strategis yang menjembatani kolaborasi akademik dan praktik kebijakan publik di tingkat global.

Konferensi untuk Semua Kalangan Akademik
Sebagai forum internasional yang terbuka, panitia ICoPAG 2025 juga menyediakan kesempatan bagi akademisi, peneliti, dan mahasiswa dari seluruh dunia untuk berpartisipasi sebagai Global Listener secara gratis. Melalui format ini, peserta dapat mengikuti seluruh sesi, mendengarkan diskusi panel, dan berinteraksi dengan para pakar dari berbagai bidang.
Pendaftaran peserta dilakukan melalui laman resmi fia.ub.ac.id/icopag, dan wajib dilakukan untuk memperoleh akses penuh ke seluruh rangkaian sesi konferensi.
Sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-63 Universitas Brawijaya, penyelenggaraan ICoPAG 2025 menunjukkan komitmen UB dalam memperkuat posisi akademik global dan kontribusinya terhadap pembangunan bangsa. Melalui kegiatan ini, Fakultas Ilmu Administrasi UB berharap dapat memperluas jejaring internasional, memperkaya pertukaran pengetahuan, serta menghadirkan solusi konkret terhadap persoalan tata kelola publik modern.
“Dengan kolaborasi lintas bidang, kita tidak hanya membahas teori, tapi juga mencari langkah nyata yang berdampak bagi masyarakat,” tutup Aulia Luqman Aziz. (nid/and)










