Kanal24, Malang – Indonesia dan Singapura sepakat memperdalam kerja sama di bidang teknologi keuangan (FinTech) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Republik Indonesia dan Monetary Authority of Singapore (MAS). Kesepakatan yang diperbarui ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi kawasan Asia Tenggara sebagai pusat ekonomi digital yang kompetitif. Penandatanganan MoU dilakukan pada awal November 2025, menandai komitmen kedua negara untuk mempercepat inovasi keuangan lintas batas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis digital.
Isi dan Cakupan Kerja Sama OJK–MAS
Kerja sama ini merupakan pembaruan dari kesepakatan serupa yang pertama kali ditandatangani pada 2018. Dalam MoU terbaru, cakupan kolaborasi diperluas meliputi pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik, fasilitasi uji coba inovasi FinTech melalui sandbox regulasi, serta kolaborasi dalam pengembangan teknologi baru seperti aset keuangan digital dan kecerdasan buatan (AI). Melalui kolaborasi tersebut, perusahaan FinTech di kedua negara dapat saling memanfaatkan izin dan regulasi yang berlaku, memperkuat integrasi ekosistem keuangan digital di kawasan ASEAN.
Baca juga:
Produktivitas Tebu Terancam, Prof. Syakir Ingatkan Pentingnya Inovasi dan Ekosistem Industri
Deputy Managing Director MAS, Leong Sing Chiong, menyatakan bahwa kerja sama ini menjadi langkah penting untuk “memodernisasi kolaborasi FinTech dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kedua negara.” Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan OJK, Hasan Fawzi, menegaskan pentingnya prinsip inovasi yang bertanggung jawab, dengan tetap menjaga perlindungan konsumen, integritas pasar, dan stabilitas sistem keuangan nasional.
Mendorong Inklusi dan Konektivitas Digital ASEAN
Kolaborasi antara OJK dan MAS tidak hanya memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga membuka peluang bagi ASEAN untuk menjadi pusat inovasi keuangan global. Indonesia dan Singapura memiliki peran strategis dalam membangun ekosistem digital regional, terutama melalui integrasi pembayaran lintas negara. Inisiatif ini sejalan dengan proyek konektivitas pembayaran ASEAN yang tengah digarap oleh Bank Indonesia bersama sejumlah mitra regional. Melalui inisiatif ini, masyarakat akan menikmati kemudahan transaksi lintas batas dengan biaya rendah dan sistem yang lebih cepat.
Selain itu, kerja sama ini juga diharapkan mendorong inklusi keuangan di tingkat akar rumput. Dengan dukungan terhadap UMKM dan startup lokal, inovasi FinTech dapat menjadi sarana untuk memperluas akses layanan keuangan digital. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam memperkuat literasi keuangan dan digitalisasi UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Tantangan dalam Pengembangan FinTech Regional
Meski prospek kerja sama ini sangat menjanjikan, terdapat sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi. Salah satunya adalah kesenjangan regulasi antarnegara yang kerap tertinggal dibanding kecepatan inovasi teknologi. Regulasi yang terlalu kaku dapat menghambat pertumbuhan startup FinTech, sementara kelonggaran berlebihan berpotensi meningkatkan risiko keamanan data dan perlindungan konsumen. Tantangan lain datang dari kesiapan ekosistem lokal di Indonesia, yang masih perlu diperkuat dalam hal talenta digital, investasi, serta infrastruktur teknologi.
Selain itu, isu pemerataan manfaat juga menjadi perhatian penting. Pemerintah diharapkan memastikan bahwa inovasi digital tidak hanya dinikmati oleh masyarakat perkotaan atau perusahaan besar, tetapi juga menjangkau pelaku usaha kecil dan masyarakat di daerah tertinggal. Dengan demikian, kolaborasi ini dapat benar-benar mendukung tujuan besar inklusi keuangan di ASEAN.
Dampak dan Arah Masa Depan Kolaborasi
Kerja sama OJK dan MAS ini membuka peluang besar bagi penguatan posisi Indonesia dan Singapura sebagai pusat ekonomi digital ASEAN. Startup FinTech dari Indonesia berpotensi mendapat akses pasar yang lebih luas di Singapura dan sebaliknya, menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan. Selain mempercepat adopsi teknologi pembayaran lintas batas, kolaborasi ini juga memperkuat daya saing kawasan dalam menghadapi pusat keuangan global seperti Hong Kong dan London.
Ke depan, sinergi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi sistem keuangan, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan. Implementasi yang konsisten, dukungan regulasi yang adaptif, serta investasi dalam pengembangan sumber daya manusia akan menjadi kunci keberhasilan kerja sama ini.
Menuju Ekonomi Digital ASEAN yang Terpadu
Penandatanganan MoU antara OJK dan MAS menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi regional dapat menjadi kekuatan baru dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Dengan fondasi kepercayaan dan visi bersama, Indonesia dan Singapura menegaskan peran strategisnya dalam membangun masa depan ekonomi digital yang inovatif, aman, dan inklusif. Jika dijalankan secara konsisten, kerja sama ini berpotensi menjadikan ASEAN bukan hanya sebagai pasar digital yang tumbuh pesat, tetapi juga sebagai pusat inovasi keuangan dunia. (nid)










