Kanal24, Malang – Menjelang masa perayaan Natal dan Tahun Baru, pemerintah memastikan bahwa harga beras di berbagai daerah tetap stabil dan terkendali. Kestabilan ini menjadi perhatian utama mengingat periode akhir tahun biasanya memicu peningkatan konsumsi rumah tangga, sehingga rawan menimbulkan lonjakan harga pada komoditas pangan strategis, terutama beras. Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan bahwa harga beras di sebagian besar wilayah menunjukkan tren penurunan, sekaligus memastikan stok di daerah mencukupi untuk kebutuhan masyarakat selama liburan panjang.
214 Daerah Alami Penurunan Harga Beras
Data pemantauan Bapanas hingga pekan pertama November menunjukkan bahwa 214 kabupaten/kota mengalami penurunan harga beras di tingkat konsumen. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan bulan sebelumnya, yang berada di kisaran 179 kabupaten/kota. Penurunan ini menjadi sinyal bahwa berbagai langkah stabilisasi yang dilakukan pemerintah mulai berdampak positif di lapangan.
Baca juga:
BNI Buka Peluang Lulusan Muda Melalui ADP 2025
Sementara itu, jumlah daerah yang mencatat kenaikan harga beras turun menjadi 50 kabupaten/kota dari 61 kabupaten/kota pada periode sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa tekanan harga semakin berkurang, sekaligus memberikan ruang bagi pemerintah untuk memperkuat langkah mitigasi di wilayah yang masih menghadapi tantangan.
Dari hasil pemantauan di sejumlah pasar daerah, harga beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) berada di kisaran Rp12.000 per kilogram. Sementara itu, beras kualitas medium ditemukan dijual sekitar Rp13.000 per kilogram, tetap lebih rendah dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp13.500 per kilogram. Untuk beras premium, harga juga tercatat stabil di bawah HET sebesar Rp14.900 per kilogram.
Langkah Pemerintah Menjaga Stabilitas Harga
Guna memastikan kestabilan di seluruh wilayah, Kepala Bapanas melakukan pengecekan langsung di pasar setelah menerima indikasi adanya kenaikan harga di beberapa daerah. Pengawasan diperkuat melalui pembentukan Satuan Tugas Pengendalian Harga Beras yang dimulai sejak 20 Oktober. Tim ini terdiri dari berbagai unsur penting seperti Polri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bulog, hingga pemerintah daerah.
Salah satu fokus utama satgas adalah memastikan distribusi beras berjalan lancar, baik dari gudang Bulog maupun dari jalur pasokan lokal. Pemerintah juga mempercepat penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ke berbagai daerah, terutama yang menghadapi potensi kenaikan permintaan tinggi selama akhir tahun.
Selain itu, pemerintah daerah didorong untuk meningkatkan keterlibatan dalam monitoring harga harian melalui koordinasi intensif dengan Bapanas. Dengan sistem ini, informasi pergerakan harga bisa diperbarui secara cepat dan respons kebijakan dapat dilakukan secara tepat waktu.
Tidak Ada Ruang untuk Spekulasi Harga
Dalam berbagai kesempatan, pemerintah menegaskan bahwa pengendalian harga beras tidak bisa dipisahkan dari stabilitas nasional. Oleh karena itu, upaya-upaya spekulasiāseperti penimbunan atau manipulasi pasokanāakan ditindak tegas. Pemerintah dan aparat penegak hukum berkomitmen mencegah adanya pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan momentum liburan untuk menaikkan harga secara tidak wajar.
Bapanas juga menekankan pentingnya menghindari politisasi isu pangan. Menurut lembaga tersebut, harga beras adalah isu sensitif yang menyangkut kebutuhan dasar masyarakat, sehingga segala bentuk penyebaran informasi yang tidak akurat dapat memicu kepanikan publik dan kekacauan pasar.
Dampak Positif bagi Konsumen dan Produsen
Bagi masyarakat luas, stabilnya harga beras menjadi kabar baik menjelang liburan Natal dan Tahun Baru, ketika kebutuhan konsumsi biasanya meningkat. Dengan harga yang lebih terkendali, daya beli masyarakat dapat terjaga, sehingga tidak terjadi beban tambahan terhadap pengeluaran rumah tangga.
Sementara itu, bagi produsen dan petani, stabilitas harga memberikan kepastian pasar. Pemerintah tetap memastikan bahwa harga di tingkat petani tidak terdampak negatif dari kebijakan stabilisasi, termasuk melalui program pembelian beras oleh Bulog pada harga yang menguntungkan petani.
Penguatan Stok Menjelang Libur Panjang
Dengan meningkatnya mobilitas masyarakat selama perayaan akhir tahun, pemerintah fokus memastikan bahwa pasokan beras tersedia dalam jumlah yang cukup di seluruh daerah. Stok Cadangan Beras Pemerintah telah disalurkan ke wilayah-wilayah prioritas untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan permintaan. Secara nasional, stok dinilai berada dalam kondisi aman untuk menutupi kebutuhan akhir tahun hingga awal 2026.
Selain itu, pemerintah bekerja sama dengan sejumlah distributor besar untuk menjaga kelancaran logistik. Pengiriman antarprovinsi dipastikan beroperasi normal dan tidak ada hambatan berarti yang dapat mengganggu pasokan.
Kebijakan stabilisasi harga beras jelang Natal dan Tahun Baru menunjukkan hasil positif di sebagian besar daerah. Tren penurunan harga di ratusan kabupaten/kota, penguatan stok, serta pengawasan ketat dari pemerintah menjadi faktor utama yang menjaga kondisi pasar tetap tenang. Meski masih ada beberapa wilayah yang menghadapi kenaikan harga, langkah antisipatif terus dilakukan agar tidak berkembang menjadi tekanan inflasi yang lebih besar. (nid)










