Kanal24, Malang– Gaya hidup fomo yang semakin merajalela di kalangan anak muda kini menjadi tantangan besar dalam pengelolaan keuangan. Di tengah tekanan ekonomi yang lesu dan tren konsumtif di media sosial, literasi finansial dianggap sebagai kebutuhan mendesak bagi generasi milenial dan Gen Z. Kesadaran inilah yang mendorong Dharma Wanita Persatuan (DWP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) menggandeng Pegadaian Cabang Turen dalam seminar “Milenial dan Gen Z Jago Kelola Keuangan: Dari Gaya Hidup Fomo dan Financial Freedom with Gold”, Kamis (27/11/2025), di Aula Lantai 7 Gedung F FEB UB.
Gen Z Harus Melek Investasi sejak Mahasiswa
Ketua DWP FEB UB sekaligus Ketua Pelaksana, Fadlun Abdul Ghofar, menegaskan pentingnya pembekalan literasi finansial bagi mahasiswa dan anggota DWP. “Pengelolaan keuangan itu kan menjadi sesuatu yang sangat penting ya di ekonomi yang sekarang ini yang mungkin sedang lesu. Kita harus pintar-pintar mengelola keuangan kita mau diarahkan ke investasi atau gimana,” ujarnya.
Berkolaborasi dengan Pegadaian, acara ini dirancang untuk memberi pemahaman investasi yang aman dan terjangkau. Salah satunya, investasi emas. “Target audiens kita memang mahasiswa agar mereka lebih bijak lagi dalam mengelola keuangannya. Harapan kita Gen Z ini pandai dalam berinvestasi, khususnya pada emas,” lanjutnya.

Fadlun juga menyoroti bagaimana tren media sosial sering menyeret mahasiswa pada perilaku konsumtif. “Maraknya media sosial itu membuat kita selalu mengikuti tren kekinian. Kalau kita selalu terbawa arus, keuangan kita akan porak-poranda. Kita nggak bisa nabung, nggak bisa memikirkan masa depan.”
Pegadaian: Literasi Produk Masih Rendah
Sementara itu, Pemimpin Pegadaian Cabang Turen, Nur Mustakim, SE, mengungkapkan alasan Pegadaian aktif masuk ke lingkungan kampus. Menurutnya, tingkat literasi masyarakat tentang produk Pegadaian masih rendah. “Dari survei penelitian beberapa waktu yang lalu, tingkat literasi masyarakat di Jawa Timur tentang produk-produk Pegadaian itu masih cukup rendah. Jadi 8% saja,” jelasnya.

Ia menyebut mahasiswa sebagai segmen penting untuk diedukasi sebelum memasuki dunia kerja. “Mahasiswa ini generasi muda yang sebentar lagi tamat kuliah. Kami ingin mengingatkan bahwa mengelola penghasilan itu tidak gampang. Banyak yang kerja dapat 10 juta, bulan itu juga habis. Makanya kami mendasar teman-teman mahasiswa agar lebih bijak.”
Nur Mustakim juga memperkenalkan Pegadaian Digital Service versi 2 yang lebih ramah pengguna dan sesuai dengan kebiasaan Gen Z yang serba digital.
FOMO: Ancaman Gaya Hidup yang Bikin Bocor Finansial
Indah Putri Hariati, Manajer Bisnis Pegadaian Turen, memberi sorotan khusus pada budaya fomo yang banyak memicu keputusan finansial yang buruk. “Anak muda itu rata-rata suka mengikuti zamannya. Misalkan ada teman pengen sesuatu, dia akan menirunya. Ini sangat riskan,” ujarnya.
Sebagai solusi, Pegadaian mendorong mahasiswa untuk mulai investasi emas sejak dini. “Mulailah menabung sejak dini, bahkan mulai dari Rp20.000 saja sudah bisa investasi emas. Tinggal download aplikasi Pegadaian bernama Tring, lalu lakukan pendaftaran dengan KTP,” jelasnya.
Indah juga membeberkan berbagai produk investasi emas, mulai dari cicil emas dengan DP 15% hingga tabungan emas yang fleksibel dan tanpa batas minimal waktu.
“Selama ini masyarakat tahunya Pegadaian itu hanya produk gadai. Padahal sebenarnya produk Pegadaian itu sangat luas. Salah satunya yang paling terkenal saat ini adalah investasi emas,” katanya.
Ajakan untuk Generasi Muda
Di akhir sesi, Indah menegaskan kembali pesannya. “Jangan terus-terusan bergaya hidup fomo. Kalau fomo tentang investasi emas boleh aja. Mulai Rp20.000 aja sudah bisa berinvestasi.”
Pelaksanaan seminar ini mendapat sambutan positif dari mahasiswa FEB UB yang antusias mengikuti sesi edukasi finansial dan praktik penggunaan aplikasi Pegadaian Digital.
DWP FEB UB berharap kerja sama dengan Pegadaian dapat berlanjut dan menjangkau audiens yang lebih luas. Pun demikian Pegadaian, yang menilai kampus sebagai ruang strategis untuk membentuk generasi yang melek finansial, tidak hanya cerdas akademik tetapi juga mandiri secara ekonomi.(Din/Tia)









