KANAL24, Jakarta – Perang dagang AS vs China jadi peluang emas bagi Indonesia untuk mengekspor produk industri aneka, terutama mainan anak-anak ke AS. Produk industri aneka China sulit masuk AS karena faktor perang tarif.
Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka ( IKMA ) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Gati Wibawaningsih, mengatakan saat ini setidaknya terdapat 639 perusahaan industri Aneka skala menengah besar di Indonesia dengan 160.000 orang tenaga kerja.
Ekspor industri Aneka tercatat sebesar USD4,23 miliar pada tahun 2018, dan menunjukkan neraca positif dibandingkan nilai impornya sebesar USD2,41 miliar. Sedangkan nilai ekspor periode Januari hingga bulan September 2019 mencapai USD3,35 miliar atau naik dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar USD3,04 miliar.
Hingga akhir tahun ini Kemenperin memprediksikan pertumbuhan ekspor industri Aneka akan mencapai 10 persen. Asumsi ini didorong oleh masifnya ekspor produk mainan anak-anak ke Amerika yang dinilai lebih berkualitas dan harga terjangkau dibandingkan dengan produk dari China.
“Tumbuhnya sekitar 10 persen, kita maunya naik sampai USD5 miliar, (tapi) laju pertumbuhannya kalau kita hitung dari Januari sampai September 2019 itu naiknya sekitar 10 persen, kita juga mau sampai akhir tahun itu naiknya 10 persen,” ujar Gati usai membuka Gebyar Produk Industri Aneka, sebagai pameran produk Aneka pertama di Kemenperin, Senin (18/11/2019).
Untuk mendukung target, pemerintah komitmen membantu dan memberi insentif untuk pengembangan industri Aneka. Di antaranya melalui program Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP), Kemudahan Impor Tujuan Ekspor ( KITE ), bimbingan teknis dan pendampingan desain dan teknis produksi, restrukturisasi mesin atau peralatan dan fasilitasi promosi melalui pameran dalam dan luar negeri.
“Investasi di sektor industri Aneka dari tahun 2014 hingga triwulan II tahun 2019 mencapai Rp1,48 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa industri Aneka merupakan komoditi yang potensial, dan telah menunjukkan daya saingnya di kancah global,”jelas Gati.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia ( APMI ), Sudirman Wijaya, menambahkan bahwa pihaknya optimis industri Aneka khususnya mainan anak-anak nasional bisa terus bersaing di pasar global. Menurutnya momentum perang dagang antara AS dan China menjadi peluang emas bagi sektor ini untuk menggenot ekspornya terutama ke AS. Diyakini bahwa ekspor produk mainan akan bisa menembus level USD500 juta per tahun atau tumbuh dibandingkan periode sebelumnya yang hanya sekitar USD400 juta.
“Kita melihat potensinya sangat besar, saat ini pembeli dari AS mulai berdatangan ke Indonesia untuk menjajaki pasar di Indonesia, karena dengan adanya trade war mereka itu sangat khawatir. Jadi Indonesia itu harus mengambil kesempatan ini dan saat ini memang sudah ada beberapa yang menemui produsen-produsen mainan di Indonesia,” tutur Sudirman. (sdk)