KANAL24, Malang – Pembangunan tidak hanya tugas pemerintah, melainkan tugas bersama. Hal inilah yang dipegang oleh Dra. Sri Untari, M.AP untuk memberdayakan perempuan-perempuan di Koperasi Setia Budi Wanita (SBW) Kota Malang. Pemberdayaan ini mengantarkan anggota DPRD Jatim itu meraih gelar Doktor Ilmu Administrasi Bisnis, hari ini (6/12/2019) di Gedung Pascasarjana FIA UB.
Pada sesi wawancara dengan awak media, Untari menjelaskan tentang program pemberdayaan yang Ia lakukan.
“Hari ini saya mengikuti ujian tertutup disertasi. Disertasi saya adalah pemberdayaan perempuan dalam perspektif modal sosial studi tentang kegiatan perkoperasian di Koperasi Setia Budi Wanita (SBW) Kota Malang. Pengambilan lokasi penelitian tersebut karena di dalam koperasi itu penuh dengan pemberdayaan yang diberikan kepada seluruh anggota yang 98 persen merupakan perempuan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Untari bersama anggota koperasi saling memberdayakan untuk mencapai hidup yang sejahtera. Di SBW, terdapat program simpan pinjam, belanja, kuliner berupa warung hingga pengadaan tanah yang itu semua berasal dari dana ibu-ibu bukan dana partai.
“Saya melakukan pengabdian bersama seluruh anggota apapun warna bajunya, yang hampir 10 ribu orang anggota. Kita bermimpi perempuan-perempuan akan berdaya dan mandiri. Dengan kemandirian itu, mereka bisa mengambil keputusan terhadap dirinya sendiri, ikut menopang ekonomi keluarganya, dan akan bisa menjadi salah satu penyangga ketika suaminya dalam keadaan tidak bekerja,” jelas Untari.
Bersama dengan anggota SBW, Ketua Fraksi PDIP Jatim itu membuat banyak kegiatan dari sisi ekonomi sosial budaya. Tidak hanya urusan simpan pinjam, tetapi ada kegiatan lain seperti mengaji, menari, wisata religi, kesehatan, dan juga ada jaminan kematian dengan menggunakan Daperta (Dana Perlindungan Anggota).
Menurutnya,ini merupakan praktek berkoperasi yang menarik, yang mana koperasi lain tidak memiliki praktek ini. Untari mengangkat program pemberdayaan ini dalam bentuk tulisan akademik agar dapat menjadi referensi bagi pengambil keputusan maupun bagi para praktisi untuk bisa mengetahui bagaimana cara berkoperasi yang benar.
“Sementara ini nanti, setelah diperbaiki berdasarkan saran seluruh penguji, disertasi ini akan saya bukukan untuk bisa diakses oleh siapapun, misalkan nanti memang DPP PDIP memberikan kepercayaan kepada saya untuk memimpin Kab. Malang, kehidupan berkoperasi ini akan kita kembangkan supaya masyarakat guyub, gotong royong dan kuat,” jelasnya.
Terbukti di SBW, hanya dengan 9670 anggota bisa membangun gedung menggunakan dana koperasi dan bisa memberikan pekerjaan kepada lebih dari 600 orang. Bisa memberikan kesejahteraan kepada anggota berupa simpan pinjam, layanan sosial dan budaya yang berdampak kepada kesejahteraan masyarakat tersebut.
Kalau seandainya ekonomi pedesaan bisa ditopang oleh koperasi atau bumdes, sekretaris DPD PDIP Jatim tersebut yakin desa seperti itu akan maju. Karena satu desa sudah mendapat dana transfer desa yang bisa dikelola untuk kepentingan membangun infrastruktur, kepentingan- kepentingan sosial dan pemberdayaan ekonomi yang bisa dilakukan baik melalui koperasi ataupun bumdes. Jadi, 2 lembaga tersebut bisa bekerja sama sehingga suatu desa menjadi kuat dan mandiri.
“Prinsipnya, harus tumbuh yang namanya partisipasi rakyat. Sehingga pembangunan tidak hanya tugas pemerintah, melainkan tugas bersama itu yang sungguh sangat penting. Ini yang mampu mengangkat kesejahteraan,” pungkas Ketua Koperasi SBW tersebut. (meg)