KANAL24, Jakarta – Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LM-FEB UI) menilai, upaya Menteri BUMN , Erick Thohir dalam penguatan perusahaan pelat merah secara sektoral akan membutuhkan waktu cukup panjang, sehingga pembentukan super holding BUMN baru bisa terealisasi dalam kurun empat atau lima tahun ke depan.
Menurut Direktur Utama LM-FEB UI, Toto Pranoto, pada dasarnya langkah yang ditempuh Erick Thohir yang akan memperkuat sub-holding BUMN serupa dengan strategi pemerintah yang sedang berjalan, yakni mengkonsolidasikan sektoral holding BUMN . “Kalau Pak Erick mungkin bilangnya sub-holding, tetapi konsepnya relatif sama saja,” ucap Toto dalam acara ‘ BUMN Going Global-Strategy & Action Plan’ di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Dia menjelaskan, setelah pemerintah mampu melakukan penguatan di level sektoral atau sub-holding, maka langkah selanjutnya bisa melakukan pembentukan super holding. “Kalau sudah kuat sub-holding, baru super holding-nya dibentuk. Tetapi hal itu mungkin dilakukan pada empat sampai lima ke depan,” tegas Toto.
Lebih lanjut dia menyatakan, pembenahan yang sedang dilakukan Erick tidak terlepas dari upaya konsolidasi pada bidang-bidang usaha BUMN , termasuk anak-anak perusahaannya. “Jadi kalau kita sudah mempunyai sektoral holding yang kuat, nanti pada saatnya kita baru butuh mendirikan induk di atasnya. Itulah namanya super holding,” ujar Toto.
Toto mencontohkan, Temasek Holdings merupakan induk perusahan di Singapura yang memiliki 12 sub-holding. “Temasek mempunya sub-holding jasa telekomunimasi, jasa keuangan, jasa properti dan lain-lain,” kata Toto sembari menyebutkan bahwa konsep penguatan BUMN yang dilakukan Erick Thohir lebih mengarah pada konsolidasi di sub-holding.
“Sub-holing harus lebih kuat terlebih dahulu dan lebih mempunyai dampak besar bagi masyarakat serta secara kesehatan keuangan juga oke. Barulah kita bisa memikirkan super holding di atasnya. Bukan langsung sekarang ini mau bikin super holding yang tidak mempunyai landasan cukup kuat,” paparnya. (sdk)