KANAL24, Jakarta – Persepsi positif investor terhadap perekonomian tahun ini membuat saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kembali diburu khususnya oleh investor asing.
Hingga penutupan bursa sesi I Jumat (10/1/2020), saham BRI ditransaksikan pada harga Rp 4.420/unit saham dengan kenaikan 20 poin atau bertambah 0,45%. Volume transaksi terbilang sangat ramai mencapai 53,4 juta unit senilai Rp 235,9 miliar.
Dari nilai tersebut, investor asingm encatatkan beli bersih ( net buy ) mencapai Rp 140,76 miliar baik di pasar reguler maupun semua pasar, tertinggi dibandingkan emiten lain. Sejak awal tahun 2020 asing membukukan net buy saham BRI senilai Rp 866,08 miliar di pasar reguler dan Rp 996,6 miliar di semua pasar.
Meski faktor global sempat tidak menentu karena tensi geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran yang sempat memanas, kinerja saham BRI masih menjadi salah satu pilihan dengan penguatan 0,45% di kala rata-rata kinerja saham yang menurun.
Seperti diketahui AS dan Iran sempat bersitegang menyusul terbunuhnya Jenderal Iran Qasem Soleimani. Iran kemudian membalas dengan menembakkan selusin rudal ke pangkalan udara Ain al-Asad yang menampung pasukan AS di Irak.
Pasar pun menjadi tenang dan investor asing kembali berburu saham-saham blue chip di negara berkembang termasuk Indonesia. Di antara saham-saham yang diburu tersebut ialah saham BRI yang kinerjanya cenderung unggul dibandingkan perbankan pada umumnya.
Dilansir dari CNBC Indonesia hingga periode 9 bulan pertama tahun ini atau per 30 September 2019, BRI meraih laba bersih Rp24,78 triliun, meningkat 5,58% dibandingkan laba bersih Rp 23,47 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan bunga BBRI menjadi Rp 86,64 triliun dari periode yang sama sebelumnya Rp 78,70 triliun, naik 10,08%.
Laba operasional yang diraih mencapai Rp31,09 triliun, atau tumbuh 3,97% dari laba operasional Rp29,90 triliun sebelumnya. Di sisi lain, laba sebelum pajak diraih Rp 31,06 triliun naik 3,77% dari laba sebelum pajak tahun sebelumnya yang sebesar Rp29,93 miliar.
Total aset bankyang mempunyai kapitalisasi terbesar ketiga di Asia Tenggara tersebut hingga periode 30 September 2019 mencapai Rp 1.305,66 triliun naik 0,67% dari Rp 1.296,89 triliun per 31 Desember 2018.(sdk)