KANAL24, Malang – Berlokasi di wilayah perbatasan Kabupaten Kutai Barat, Tim DM (Dokter Mengabdi) Universitas Brawijaya (UB) menjalankan salah satu tridharma perguruan tinggi, pengabdian masyarakat. Tim DM ini diketuai oleh Agung Sugeng Widodo, ST., MT., PhD (dosen FT UB) dengan anggota Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS (dosen FTP UB), Dhanny Septimawan Sutopo, S.Sos., M.Si (dosen FISIP UB) dan Hendrix Yulis Setyawan, STP. MSi, Ph.D (dosen FTP UB).
Program DM di Kabupaten Kutai Barat ini sudah berjalan 3 tahun, mulai dari 2017 sampai tahun 2019. Pada tahun 2017 dan 2018, tim DM melaksanakan serangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kampung Tende, Kecamatan Bentian Besar, Kabupaten Kutai Barat. Pemilihan lokasi ini, berdasarkan arahan 40 desa pilot yang dirintis Kementerian Koordinasi PMK dan Kementerian Riset, Teknologi dan Dikti, RI pada tahun 2017.
“Kegiatan pengabdian masyarakat berupa pemetaan potensi Kampung Tende. Selanjutnya pada tahun 2018, kami melakukan pengembangan kerajinan untuk menjadikan Kampung Tende sebagai ‘Desa Berdaya’ di wilayah Perbatasan,” jelas Agung.
Di tahun selanjutnya, tim DM melanjutkan serangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kampung Sakaq Tada, Kecamatan Mook Manaar Bulat, Kabupaten Kutai Barat. Fokus kegiatan pengabdian ini adalah pengembangan produk unggulan batik khas Kutai Barat.
Di pengembangan produk unggulan batik khas Kutai Barat, bersama tim DM, instrukstur batik dari malang dan mahasiswa KKN, warga telah menghasilkan lebih dari 10 batik. Motif batik yang dipilih adalah khas dayak (Anggrek Hitam) untuk memperkuat budaya Kutai Barat.
“Pelatihan batik adalah salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama keluarga miskin dalam rangka memperoleh pendapatan yang tetap, melalui upaya peningkatan kapasitas usaha, sehingga menjadi unit usaha yang lebih mandiri,” tutupnya. (sdk)