Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

Li Ta’arafu : Landasan dalam Komunikasi antar Budaya

Adam Kukuh Kurniawan by Adam Kukuh Kurniawan
August 4, 2023
in Ekonomi
0
8
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

 

_oleh  | Akhmad Muwafik Saleh_

Manusia adalah makhluk yang dicipta oleh Allah swt  terdiri dari laki-laki dan perempuan. Keduanya melakukan interaksi melalui hubungan pernikahan dan melahirkan banyak keturunan. Interaksi antar individu membentuk hubungan sosial sehingga menjadi suatu kelompok. Beberapa kelompok saling berinteraksi menjadi suatu suku (syu’ub) atau qabilah. Suku atau qabilah saling berinteraksi dan membuat suatu kesepakatan yang mengikat diantara mereka jadilah suatu bangsa (ummah). Proses antar individu ataupun kelompok dalam berinteraksi dan menjalani tahapannya adalah dengan komunikasi. Mulai dari komunikasi dalam diri (intrapersonal), antar individu yang berbeda (antarpersonal), menjadi hubungan antar kelompok (komunikasi organisasi), hingga membentuk interaksi sosial (komunikasi sosial) bahkan diantara mereka mencoba saling menerima dan memahami dalam beragam perbedaan sehingga membentuk suku dan bangsa (komunikasi antar budaya). Kesemua proses komunikasi ini disebut dalam perspektif profetik dalam satu istilah “li ta’aarafuu” (untuk saling mengenal). Sebagaimana disebutkan dalam teks sumber wahyu  :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.  (QS.Al-Hujurat, Ayat 13)

Konsep li ta’arafu adalah proses komunikasi yang dilalui oleh manusia dalam membentuk realitas kehidupannya. Konsep li ta’arafu ini dimulai dari kesadaran dalam diri manusia (intrapersonal) berupa kesediaan individu untuk mengenali dirinya sendiri dengan baik, kesediaan seseorang untuk menerima “kehadiran” orang lain (bukan dalam pengertian fisik melainkan perasaan psikis atas keberadaan orang lain), kesediaan untuk membuka diri, kesediaan untuk mendengarkan tentang orang lain dan kesediaan menerima masukan dari orang lain, kesediaan untuk berbagi dengan orang lain yaitu kesediaan untuk membuka dan mengurangi ruang pribadinya bagi kehadiran orang lain (baik berupa pikiran maupun kepentingan), serta kesediaan untuk saling membuat kesepakatan dan saling mengikat komitmen bersama baik dalam kepentingan pribadi maupun kelompok sehingga terbentuk suatu kelompok ataupun suku.

Konsep li ta’arafu adalah proses membangun jejak komunikasi dalam sebuah interaksi manusia dengan segala dinamikanya dalam membentuk suatu realitas pola hubungan di setiap level dan tahapan sehingga terbentuk formulasi interaksi hingga formalisasi hubungan. Formalisasi ini bentuknya adalah organisasi (dari beragam level). Konsep li ta’arafu adalah nilai yang membingkai pola hubungan dan interaksi pada setiap levelnya. Konsep Li ta’arafu mengandung suatu kesan pemahaman bahwa setiap individu adalah informaai bagi yang lain dan dibangun atas suatu perbedaan (inequality), yang pada masing-masingnya memiliki karakteristik khas yang berbeda. Perbedaan dalam konsepsi ini dipahami bukanlah sesuatu yang harus dijauhi ataupun saling dipertentangkan melainkan perlu disatukan melalui kesediaan individu menerima kehadiran orang lain dan kesediaan membuka diri (open self) sehingga memberikan ruang untuk saling bertukar informasi tentang karakteristik tersebut sehingga diantara yang berbeda itu bisa saling mengenal (ta’aruf).

Konsep li ta’arafu dalam tata bahasa Arab menggunakan wazan tafaa’ala yang memiliki beberapa makna bahwa komunikasi antar budaya yang berhasil dan baik mensyaratkan beberapa hal, antara lain : pertama, Lil-musyaarokati baina itsnaini fa aktsaro  (persekutuan timbal balik antara dua orang atau lebih), yang berarti saling. Artinya bahwa dalam ta’aruf berarti ada upaya dari kedua belah pihak untuk saling bersedia membuka diri dan bersepakat bersama. Keduanya dalam posisi yang sejajar sederajat. Keduanya harus saling aktif mengupayakan dalam membuka diri sehingga terjadi saling mengerti dan memahami sebagai dasar dalam upaya membangun kesepakatan dan kerja sama. Hal ini menjadi landasan utama dalam komunikasi antar budaya.

Kedua, juga bermakna li Izhhaari maa laisa fiil -waaqi’i (mempertunjukkan sesuatu yg sebenarnya tidak terjadi/pura-pura). Artinya proses saling mengenal haruslah dilandasi oleh sikap kejujuran dan kesediaan untuk membuka diri secara jujur agar pertukaran informasi benar-benar menghasilkan komunikasi antar budaya yang saling menguntungkan. Sekalipun ada suatu kemungkinan bahwa dalam setiap individu atau kelompok yang berbeda masih menyimpan hal-hal yang dirahasiakan, dan hal ini sangat mungkin terjadi. Sebab setiap orang atau kelompok yang berbeda memiliki ruang private (privasi) yang disembunyikan berupa kelemahan diri (terlebih aib diri) yang pasti ditutupi dan menjadi ruang terbatas (hidden area) bagi seseorang atau kelompok. Termasuk pula dalam hal ini adalah ketidaktahuan dirinya atas dirinya sendiri (blank area) yang menjadi ruang gelao baginya. Pada ruang privasi ini setiap individu atau kelompok perlu upaya saling memahami agar hubungan tetap berlanjut.

Ketiga, bermakna lil-wuquu’i tadriijan (menunjukkan pekerjaan secara berangsur-angsur). Artinya bahwa untuk membangun upaya saling mengenal membutuhkan suatu proses. Dalam pengertian bahwa untuk mencapai tujuan yang saling pengertian tidaklah dihasilkan dari sebuah proses yang tiba-tiba, instan melainkan butuh proses hubungan dan interaksi yang dan membutuhkan kesabaran. Sehingga komunikasi antar budaya adalah sebuah proses belajar mengenali yang setiap tahapan prosesnya bisa menjadi informasi baru bagi masing-masingnya. Ketidaksabaran dalam menjalani proses hingga tercipta hubungan yang harmonis antar budaya yang berbeda hanya akan melahirkan konflik dan berhentinya serta berakhirnya proses.

Keempat, adalah bermakna li ta’diyati ma’naa al-mujarrad (berlaku seperti makna mujarradnya atau makna aslinya), Artinya dalam melakukan tindakan ta’aruf (saling mengenal) haruslah bertindak apa adanya, jujur, tidak ditambah ataupun dikurangi atas informasi identitas diri. Sehingga memudahkan setiap orang atau kelompok dapat mengenalinya secara utuh.

Kelima, bisa pula bermakna li Muthowa’ah “Faa’ala”  (sebagai Muthowa’ah dari fi’il wazan “Faa’ala) Muthowa’ah adalah peristiwa terjadi oleh sebab pekerjaan Fi’il Muta’addi. Artinya aktifitas ta’aruf haruslah ada seseorang atau suatu kelompok yang bersedia untuk mengawalinya terlebih dahulu. Proses untuk bisa saling tercipta hubungan harmonis dan saling mengenal yang akhirnya bisa saling mengenal, maka tetap harus ada yang bertindak sebagai inisiator untuk mengawali sebuah proses hubungan saling mengenal.

Uniknya adalah secara tegas konsep taa’ruf ini disandingkan dengan konsep taqwa sebagai kriteria penentu kebaikan individu. Hal ini menandakan bahwa kualitas suatu kelompok atau bangsa adalah bermula atau bersumber dan dimulai dari kualitas individu-individunya yaitu berupa kualitas taqwa, suatu nilai yang bersifat intangible. Kualitas suatu bangsa tidaklah ditentukan oleh semakin pesatnya pembangunan dan infrastuktur, melainkan ditentukan oleh kualitas SDM bangsa. Artinya bahwa penentu kualitas individu adalah kemampuan individu untuk mengoptimalkan potensi diri sebagai wujud tanggungjawab atas keimanan serta kesediaan untuk secara konsisten berada dalam jalan kebaikan dan menjauhkan diri dari tindakan yang dapat merusak potensi. intinya bahwa kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya berupa tingginya semangat mengembangkan ilmu pengetahuan, kesediaan dalam mengembangkan potensi dan keahlian serta terbangunnya budaya perilaku positif (akhlaq yang baik) yang mewarnai kebanyakan tindakan generasi sehingga mampu membangun realitas kehidupan yang beradab. Sehingga komunikasi lintas budaya adalah sebuah upaya menciptakan realitas masyarakat beradab melalui upaya saling mengenal, berbagi, dan belajar antar budaya yang berbeda.

Penulis KH Akhmad Muwafik Saleh Pengasuh Pesma Tanwirul Afkar dan Dosen FISIP UB

Post Views: 212
Previous Post

Kondisi Mahasiswa dari Wuhan di Karantina Natuna Baik

Next Post

Gerak IHSG Lanjutkan Penguatan

Adam Kukuh Kurniawan

Adam Kukuh Kurniawan

Next Post

Gerak IHSG Lanjutkan Penguatan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

June 3, 2024
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

5
Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

4

Review Film : Glass Onion: A Knives Out Story

3
Generasi Mental Tempe, Buku Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya

Generasi Mental Tempe, Buku Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya

May 8, 2025
Optimalisasi Jurnal Digital, Mahasiswa Makin Siap Riset

Optimalisasi Jurnal Digital, Mahasiswa Makin Siap Riset

May 8, 2025
Mahasiswa FIA UB Belajar Public Relations dari Pakar AS

Mahasiswa FIA UB Belajar Public Relations dari Pakar AS

May 8, 2025
Tiga Jurusan dengan Peluang Kerja Terjamin dan Gaji Besar

Tiga Jurusan dengan Peluang Kerja Terjamin dan Gaji Besar

May 8, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Sistem Swiss Manager Dalam Catur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Galeri
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2023

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2023