Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang P.S. Brodjonegoro mengumumkan pendanaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPM) 2020. Pendanaan yang yang berasal dari Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) ini diberikan kepada perguruan tinggi yang sudah lolos seleksi melalui situs simlitabmas.ristekdikti.go.id.
“Tentunya kita berharap semakin banyaknya universitas yang terlibat dalam penelitian, kompetisi antar mereka juga semakin baik dan kompetisi yang semakin baik itulah kita harapkan perguruan tinggi secara umum juga semakin baik dan juga berkontribusi pada pembangunan nasional,” ungkap Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro saat Pengumuman Penelitian BOPTN (Simlitabmas) untuk Perguruan Tinggi Non PTNBH di Ruang Rapat Lantai 24 Gedung BPPT II, Jakarta Pusat pada Senin (27/1/2020).
Di akhir pengumuman pendanaan penelitian dan pengabdian masyarakat, Menristek/Kepala BRIN juga mengapresiasi perguruan tinggi swasta (PTS) yang pada tahun ini secara keseluruhan mendapat proporsi pendanaan 55 persen atau 460 miliar Rupiah dari total pendanaan riset untuk perguruan tinggi selain PTNBH.
Jumlah judul proposal penelitian yang didanai juga menjadi yang tertinggi, yaitu 1.218.
“Perguruan tinggi swasta ini sudah mulai menunjukkan kiprah yang lebih aktif di dalam melakukan penelitian, jadi tidak hanya terbatas pada kegiatan pendidikan, tapi pada penelitian dan juga pengabdian masyarakat,” ungkap Menteri Bambang.
Kemenristek/BRIN menyediakan anggaran riset sebesar 1,3 triliun Rupiah pada 2020. Anggaran tersebut dibagi menjadi 385,3 miliar Rupiah yang dialokasikan untuk 3.142 proposal penelitian dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 474,1 miliar Rupiah untuk 9.106 proposal penelitian dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS). 514,3 miliar Rupiah lainnya dialokasikan untuk 3.800 proposal penelitian dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH).
Proporsi pendanaan terbesar untuk penelitian bagi PTN (selain PTNBH) dan PTS diraih oleh Perguruan Tinggi Klaster Mandiri (berdasarkan Klasterisasi Perguruan Tinggi Bidang Penelitian Periode 2016-2018) dengan total dana yang dialokasikan berjumlah 337,9 miliar Rupiah.
Berikut adalah sepuluh Perguruan Tinggi Klaster Mandiri penerima dana penelitian terbesar:
1. Universitas Brawijaya (18,1 miliar Rupiah untuk 133 judul penelitian)
2. Universitas Andalas (15 miliar Rupiah untuk 164 judul penelitian)
3. Universitas Sebelas Maret (13,5 miliar Rupiah untuk 122 judul penelitian)
4. Universitas Bina Nusantara (12,7 miliar Rupiah untuk 78 judul penelitian)
5. Universitas Syiah Kuala (12,6 miliar Rupiah untuk 108 judul penelitian)
6. Universitas Negeri Jakarta (12,4 miliar Rupiah untuk 82 judul penelitian)
7. Universitas Riau (12 miliar Rupiah untuk 106 judul penelitian)
8. Universitas Mataram (11,6 miliar Rupiah untuk 73 judul penelitian)
9. Universitas Negeri Semarang (11 miliar Rupiah untuk 89 judul penelitian)
10. Universitas Negeri Yogyakarta (10,9 miliar Rupiah untuk 142 judul penelitian) (sdk)