KANAL24, Malang – Virus Corona yang masih mewabah berdampak di hampir semua sektor, tak terkecuali pariwisata. Menanggapi hal itu, pakar pariwisata UB Yusri Abdillah, S.Sos., M.Si., Ph.D kepada kanal24.co.id mengatakan dampak corona terhadap pariwisata Indonesia bisa diatasi melalui beberapa cara, seperti meningkatkan kunjungan wisatawan domestik.
“Wisatawan domestik, orang-orang jawa, sumatera dan daerah lain salah satu karakteristiknya saat plesiran adalah suka belanja. Belanja ini memberikan impact yang luar biasa terhadap perekonomian tempat wisata tersebut. Jadi sekarang sudah saatnya mencoba, ketika ada krisis seperti ini kita tingkatkan perjalanan wisata domestik,” terangnya, kamis (23/2/2020).
Kemudian membidik target pasar baru, selain generasi Z dan milenial, potensi market wisata yang bagus juga ada di orang-orang yang sudah pensiun.
Dikarenakan orang-orang tersebut, tidak memiliki beban kerja dan biasanya ingin menghabiskan uang pensiun untuk berkumpul bersama rekan-rekannya untuk berwisata ke suatu tempat. Target seperti inilah yang perlu dimanfaatkan untuk mendongkrak sektor pariwisata Indonesia.
“Kalau memang travelling sudah menjadi kebutuhan, kita mulai diversifikasi membangkitkan destinasi-destinasi wisata baru, Pemerintah pun sudah memiliki program 10 destinasi wisata prioritas. Jangan hanya membidik orang-orang yang suka berplesir saja, misalnya di Labuan Bajo disediakan tempat untuk eco conference, orang-orang yang biasanya sering rapat di Bali sekarang di pindah dong ke Labuan Bajo atau di Poso, Danau Poso juga punya potensi wisata yang luar biasa,” jelas Wakil Dekan Bidang Akdemik FIA UB tersebut.
Selain membidik target wisatawan baru, biaya perjalanan dibuat regulasi yang tepat supaya betul-betul terjangkau.
Destinasi-destinasi kecil yang ada di daerah-daerah juga dapat dikembangkan, tetapi tetap ada pendampingan supaya destinasi-destinasi tersebut menjadi destinasi yang sustainable.(meg)