KANAL24, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan ibu kota baru akan memiliki ciri khas sebagai kota pintar hijau dengan teknologi tinggi. Pemerintah menargetkan pemindahan ibu kota negara baru bisa dimulai awal 2024.
“Ibu kota baru memiliki visi kota hijau pintar dengan teknologi tinggi, yaitu clean energy dan electrical vehicle. Target pindah ibu kota negara di awal 2024,” kata Luhut dalam Dialog Merajut Konektivitas Ibu Kota Negara di Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Saat ini pemerintah sedang proses tender Master Plan ibu kota baru. Pemerintah sudah memiliki desain ibu kota baru. Namun pemerintah masih menunggu masukan desain dari tiga konsultan internasional.
“Dua minggu lalu saya ketemu bertemu Jared Kushner dan Ivanka Trump. Mereka sangat tertarik dengan rencana Presiden Joko Widodo untuk membangun ibu kota baru,” ujar Luhut.
Pemerintah tidak akan menggunakan batubara sebagai sumber energi yang akan digunakan dalam ibu kota baru. Pemerintah akan mengutamakan hydro power sebagai sumber energi. “Kita akan pembangkit listrik hydro power berkapasitas 15.000 MW di situ,” ujar Luhut.
Luhut menjelaskan pendanaan untuk membangun ibu kota diupayakan sekecil mungkin membebani APBN . Walau demikian, pemerintah akan membangun struktur pendanaan yang memastikan Indonesi tidak dikendalikan oleh swasta atau pemerintah asing. “Kita yang mengendalikan,” jelas Luhut.
Pembangunan ibu kota baru terdiri dari enam kluster. Kluster pertama adalah gedung pemerintah yang akan dibangun secara eksklusif oleh pemerintah Indonesia. Sementara kelima kluster lain, yaitu kluster entertainment, education, research and development, health, dan financial center diberi kesempatan yang luas pada swasta untuk berpartisipasi.
“Banyak perusahaan investor swasta asing maupun dalam negeri yang tertarik untuk membangun ibu kota baru,” ujar Luhut.
Untuk pendanaan berupa souvereign wealth fund, ada 3 institusi internasional yang berminat. Untuk sekuritas, ada 5 perusahaan yang berminat. Untuk bilateral fund, ada 1 perusahaan yang berminat. Ditambah 1 perusahaan asuransi yang berminat berpartisipasi.
Untuk kebutuhan air minum, ada 4 perusahaan yang berminat. Untuk kebutuhan listrik, ada 3 perusahaan yang berminat. Untuk fasilitas kesehatan, ada 1 perusahaan yang berminat. Untuk kebutuhan hunian, ada 1 perusahaan yang berminat.(sdk)
Untuk kebutuhan retail, ada 4 perusahaan yang berminat. Untuk transportasi, ada 5 perusahaaan yang berminat. Untuk telekomunikasi dan industri, masing – masing ada 1 dan 6 perusahaan yang berminat. (sdk)