oleh | Akhmad Muwafik Saleh
Alquran adalah mukjizat terbesar bagi ummat manusia, kitab petunjuk bagi siapa saja yang menginginkan kehidupannya lebih baik, bahagia di dunia dan diakhirat. Sekalipun al quran bukan buku ilmu pengetahuan namun alquran banyak memberikan inspirasi bagi tumbuh berkembangnya ilmu pengetahuan. Demikian pula alquran bukanlah buku kumpulan kisah, namun alquran menjelaskan sejarah masa lalu dan masa depan dengan sangat gamblang untuk menjadi bahan pelajaran berharga bagi manusia hari ini dan masa depan. Untuk menemukan rahasia ilmu pengetahuan dan peristiwa masa depan maka manusia perlu membedahnya dengan menggunakan serangkaian ilmu dan kompetensi yang memadai melalui penguasaan ilmu alat dan ilmu-ilmu lainnya untuk mengungkap berbagai kandungannya yang Allah swt titipkan melalui huruf, kata, kalimat, nada, tone dan sebagainya yang ada dalam teks sumber wahyu ini. Memang, ayat alquran tidaklah secara spesifik berbicara tentang kreatifitas dan inovasi namun hanya berupa inspirasi-inspirasi yang bersifat multi interpretatif dan dititipkan secara rahasia dalam setiap ayatnya yang hanya dapat diungkap oleh mereka yang bersedia mendalami dan merenungkannya.
Ayat-ayat Alquran sebagai teks sumber Wahyu mampu memberikan inspirasi bagi manusia untuk menjawab berbagai persoalan dan tantangan hidup sehingga mendorong manusia untuk terus melakukan perubahan kreativitas dan inovasi tantangan untuk membuat suatu inovasi tidak diungkapkan secara eksplisit melainkan dengan menggunakan qarinah indikator-indikator yang menegaskan pentingnya tindakan inovasi inovasi adalah usaha untuk membuat sesuatu yang baru tanpa meniru. Inovasi dalam bahasa Arab disebut ibdaa’, bermakna bada’a asy syai’, yabda’uhu bad’an wa ibtidaa’uhu artinya mengadakan dan memulai sesuatu menemukan sesuatu yang tidak ada pendahulunya dan rekayasa yang tidak ada contoh sebelumnya. Inovasi adalah hasil dari proses kreatifitas manusia untuk mencipta sesuatu yang baru yang tidak ada sebelumnya.
Syarat membangun cara tindak inovatif adalah bermula dari cara berpikir yang berani untuk keluar dari kebiasaan dan berpikir keluar dari kotak-kotak yang membelenggu pikiran publik selama ini (out off the box). Syarat selanjutnya adalah keberanian untuk mengambil resiko karena keluar dari realitas pada umunya dan cenderung akan mengalami penolakan dari masyarakat pada umumnya.
Islam sebagai jalan hidup memberikan arahan paling sempurna dalam menata dan mengelola kehidupan dengan sangat tepat, termasuk pula dalam mengelola praktek kehidupan masyarakat dalam bidang pelayanan publik. Konsepsi profetik mendorong dalam pelayanan harus mampu menghadirkan kreatitas dan inovasi. Tentang pentingnya kreatifitas dan inovasi ini ditegaskan dalam beberapa teks sumber wahyu berikut:
1. Alif Laam Mim, sebagai salah satu dari harful muqattha’ah merupakan sebuah bentuk kreatifitas dan inovasi sebab dalam sejarah dan perkembangan kesusasteraan Arab selama itu sebelumnya tidak pernah ada sebuah karya sastra Arab yang diawali atau dibuka dengan sebuah potongan-potongan huruf tanpa makna, kebiasaan selama ini, jika mereka ingin mengawali sesuatu karya sastra biasanya dilakukan seperti hal pada umumnya, yaitu melalui kalimat utama. Selain huruf alif laam miim masih banyak varian dari harful muqatthhaah ini semisal : كهيعص، يس. طه
2. Allah juga mendorong agar kaum muslimin memiliki kompetensi perubahan secara massif berupa kreatifitas dan inovaai. Sebagaimana diinspirasikan pada individu dan kelompok masyarakat untuk turut melakukan perubahan. Sebagaimana FirmanNya.
لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٞ مِّنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ يَحۡفَظُونَهُۥ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ سُوٓءٗا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ
Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ar-Ra’d, Ayat 11)
3. Inspirasi inovasi juga hadir dalam kisah Nabi Nuh yang diperintahkan padanya untuk membuat perahu untuk dapat digunakan penyelamatan diri disaat tertimpa air bah, sementara belum pernah ada dan tahu cara dan bentuk sebelumnya.
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلاَتُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ
“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku perihal orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya mereka nanti akan ditenggelamkan.” (QS. Hud, ayat 37)
4. Allah juga mendorong manusia untuk berpikir agar dapat menghasilkan sesuatu yang baru dan inovatif termasuk dalam playanan. Bahkan amat banyak dalam teks-teks sumber wahyu yang mendorong untuk berpikir secara kreatif dan inovatif dengan menggunakan kalimat “afalaa ta’qiluun, atau kalimat afala tatafakaruun…” dan lebih banyak lagi.
۞أَتَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلۡبِرِّ وَتَنسَوۡنَ أَنفُسَكُمۡ وَأَنتُمۡ تَتۡلُونَ ٱلۡكِتَٰبَۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ
Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti? (QS Al-Baqarah, Ayat 44)
Ayat-ayat tersebut mendorong serta menginspirasi untuk membuat kreatifitas dan inovasi demikian pula dalam membentuk inovasi dalam realitas pelayanan publik.
Penulis KH Akhmad Muwafik Saleh Pengasuh Pesma Tanwirul Afkar dan Dosen FISIP UB